Dapat dilihat bahwa aspek-aspek kebahagiaan adalah dengan terpenuhinya kebutuhan Fisiologis (material), kebutuhan psikologis (emosional), sosial, dan terpenuhinya kebutuhan spiritual.
2. Joy
Jika happiness adalah emosi atau perasaan yang menyenangkan dan bersifat sementara. Lain halnya dengan Joy. Joy merupakan sebuah emosi yang menggambarkan kebahagiaan mendalam atau lebih ke suka cita. Joy ini menunjukkan kebahagiaam yang lebih ke rasa syukur kepada Tuhan, yang kemudian menyebabkan kebahagiaan ini bersifat panjang. Salah satu contohnya adalah ketika seseorang yang menantika pekerjaan akhirnya diterima diperusahaan tempat dia melamar. Hal ini akan timbul rasa syukur yang tinggi kepada Tuhan.Â
3. Sadness.Â
Sadness merupakan suatu emosi yang menggambarkan kesedihan. Namun banyak yang mengira emosi sadness ini sama dengan depresi. Sadness dan depresi merupakan suatu emosi yang berbeda. Depresi ini adalah ketika seorang individu mengalami kesedihan yang dapat dikatakan berkepanjangan yang kemudian seorang individu ini membutuhkan pertolongan dari sikiater. Sadness ini akan muncul ketika seseorang merasa kesepian, ditinggalkan orang yang dia sayang, serta merasa bosan. Emosi sedih atau sadness ini dapat membantu kita dalam mengenali diri kita lebih dalam. Hal ini sangat penting karena sebagai intropeksi diri kita dari yang sebelumnya. Contohnya adalah ketika kita mengalami sedih maka akan merasakan kesepian. Dari sinilah kita harus memperluas hubungan sosial dengan orang lain.
Anak usia dini pada awalnya hanya bisa mengekspresikan 2 emosi yaitu senang dan sedih. Ekspresi anak usia dini akan ditunjukkan dengan senyuman, gelak tawa, gerakan dari anggota badan. Kemudian perkembangan anak usia dini akan dimulai ketika sudah memahami cara untuk bereskpresi dengan baik. Apabila orang tua memberinya kebebasan untuk bereskpresi dan juga membantu anak untuk mengendalikan emosinya. Dalam bermain anak akan mendapatkan banyak teman. Dengan interaksinya kepada orang lain akan membuat anak merasakan bagaimana senangnya mempunyai seorang teman. Anak usia dini akan mengenal banyak orang melalui kegiatan bermain. Melalui reaksi lingkungan sosial, anak dapat belajar untuk membentuk tingkah laku emosi yang dapat diterima lingkungannya(Rachmawati, 2003).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H