Penulis : Annisa Fitriani
Mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Riau
Sebagai seorang pendidik yang tak hanya mentransfer dan mengajarkan ilmu pengetahuan pada peserta didiknya, guru juga harus peka dan memahami tiap karakteristik anak, termasuk pada permasalahan anak yang merasa kesulitan didalam kegiatan belajarnya. Lumrah terjadinya kesulitan belajar pada anak, karena didalam sebuah proses pembelajaran tidak akan selalu semulus yang dibayangkan. Untuk itu, penting bagi pendidik untuk paham jenis-jenis kesulitan belajar tersebut yang dipandang dari segi psikologi serta penyebab-penyebabnya. Faktor penyebab anak merasa kesulitan dalam belajar dapat beragam, baik itu berasal dari dirinya sendiri, atau diluar dirinya.
Namun juga terdapat beberapa faktor lainnya yang menjadi penyebab anak kesulitan didalam proses belajarnya. Seperti misalnya tidak sempurna nya fungsi pada otaknya, faktor genetik sejak lahir, pengasuhan yang kurang tepat oleh orang tua, sering mengkonsumsi minuman dan makanan yang tidak sehat, lahir prematur, orang tua yang mengidap virus HIV-AIDS, bahkan terganggunya kesehatan mental anak.
Untuk jenis-jenis kesulitan belajar dari sudut pandang psikologi penjelasannya sebagai berikut. Pertama, non-verbal learning disabilities (NLD). Menurut ilmu psikologi, Kesulitan belajar ini adalah jenis kesulitan yang dialami dimana kondisinya siswa tidak mampu untuk memahami objek visual yang berhubungan langsung dengan pelajaran yang sedang dipelajarinya saat itu. Kedua, dyscalculia atau kurang mampu dalam berhitung. Biasanya anak kurang mampu dalam memecahkan persoalan matematika dan tidak mampu mengingat rumus-rumus matematika. Ketiga, auditory and visual processing disorder (APD), pada jenis kesulitan ini biasanya anak tidak mampu memahami bahasa pengantar dari pelajaran yang disajikan.
Keempat, disleksia. Kesulitan ini ada pada rana anak yang tidak mampu memahami huruf dan tulisan. Bahkan lamban dalam membaca dan memahami bacaan. Kelima, dysgraphia. Pada kesulitan ini, anak cenderung tidak mampu menulis dengan baik bahkan tulisan nya tidak dapat dibaca. Keenam, specific language impairment (SLI). Sesuai dengan namanya, kesulitan belajar ini ada pada ranah gangguan bahasa, dimana anak akan merasa kesulitan dalam mencerna, memahami dalam mempelajari bahasa.
Untuk solusi yang bisa dilakukan eh guru dan orang tua dapat beragam sesuai tingkat kesulitan anak dalam belajar. Jika penanganan nya tepat, maka prestasi belajar anak bisa dipastikan tidak akan menurun. Sebagai pendidik, guru dan orang tua sudah semestinya untuk terus melatih kemampuan dan potensi yang ada pada diri anak. Teruslah lakukan pendekatan-pendekatan yang mampu merangsang minat, motivasi dan semangat belajar pada anak. Agar ketika melatih anak, anak merasa tidak akan mendapat tekanan dari pendidik. Sehingga proses latihan tersebut dapat berjalan dengan sempurna. Kesulitan belajar pada anak tidak boleh disepelekan, sebab itu bisa berdampak buruk pada diri anak dikemudian hari jika tidak ditangani dengan tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H