Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) merupakan tantangan berat bagi pemerintahan di Indonesia, mengapa demikian, karena sejatinya menguji pola pikir dan semangat pemerintah serta para pelaku ekonomi dalam menunjukkan kualitas dan keunggulan di Negara Indonesia. Untuk menghadapi MEA selama 3 tahun merupakan hal yang tidak main-main. Sebenarnya apa sih yang perlu dilakukan untuk memenangkan MEA itu? Iyasosialisasi merupakan bagian kecilnya saja, jika sosialisasi saja yang dilakukan dalam mengahadapi MEA bersiap-siap saja tertinggal dari Negara-negara yang lainnya. Sosisalisasi memang perlu, tapi harus sudah ada strategi yang benar-benar tersusun dengan rapi sehingga mampu dan semangat dalam bersaing di MEA ini.
Jika Thailand telah menyiapkan strategi yang memprioritaskan sector peternakan dimana pemerintah Thailand meningkatkan kualitas manajemen budidaya ternak dan melakukan ekspansi investasi ke Negara tengga serta menyediakan dana mendukung kegiatan-kegiatan terkait persiapan MEA contohnya peningkatan daya saing SDM lewat kemampuan Bahasa Inggris kepada pegawai pemerintah di tingkat pusat dan provinsi ditambah pengajaran bahasa ASEAN no thai seperti bahasa Indonesia, Vietnam di perguruan tinggi. Lantas bagaimana dengan Negara kita Negara Indonesia?
Direktur Eksekutif Core Indonesia Hendri Saparini dalam acara Launching Core Indonesia Mengenai Kesiapan Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015" di Gedung Museum Nasional" Jakarta, Senin (28/10) menjelaskan “dari segi persiapan, Indonesia masih jauh ketinggalan terutama dari aspek perencanaan strategi dan kebijakan, jika di Thailand MEA dijadikan prioritas utama serta pemerintahnya membuat program khusus dengan melibatkan pejabat tinggi pemerintah, BUMN dan masyarakat sipil sedangkan di Indonesia, pemerintah belum ada strategi konkret dan penetapan sektor yang menjadi prioritas. Hal hal semacam ini yang harus pemerintah kejar, pemerintah harus libatkan pengusaha, masyarakat sipil dalam penyusunan strategi, jika tidak ada strategi, Indonesia hanya akan menjadi pasar saja bukan production base”. Maka dari itu Indonesia harus menyusun strategi industry, perdagangan dan investasi secara terintegrasi.
Selain memperkuat di ketiga sector tadi, Indonesia juga harus memperhatikan pertumbuhan serta perkembangan sector jasa "Liberalisasi pasar jasa akan menguntungkan bagi Indonesia dalam dinamika MEA," kata Makarim dalam seminar Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok di Jakarta, beberapa waktu lalu (metro tv.news.com). Jika perlu untuk tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia juga harus wajib menggunakan bahasa Indonesia, lolos TOEFL dalam berbahasa Indonesia jika perlu dibuat untuk menguji tenaga kerja asing yang bekerja di indonesia. Ayo, Indonesia harus siap menghadapi MEA dengan komitmen 82 persen harus dengan persiapan strategi yang baik dan siap bersaing, bukan hanya sekedar sosialisasi belaka. Semangat.. menunjukkan perubahan kualitas Indonesia yang lebih baik,,!! :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H