Mohon tunggu...
Ansara
Ansara Mohon Tunggu... wiraswasta -

Suka Musik, Sejarah dan Fotografi FB Annie Sabri, Twitter @4nsar4

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kuntilanak Dan Sejarah Pontianak

20 Oktober 2010   03:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:16 37436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1345538411674797639

[caption id="attachment_207902" align="alignright" width="352" caption="Keraton Kadariah Pontianak foto www.google.com"][/caption]

Dua hari lalu ada berita heboh yang ditulis oleh Kompas dan Tribun Timur tentang penampakan kuntilanak didalam foto. Foto itu diambil oleh M. Fahmi seorang sopir ambulans Puskesmas Aur Kuning, Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Berita  lengkapnya bisa klik link ini Dan beberapa waktu sebelumnya Kompas juga memberitakan tentang ribuan orang yang melihat kuntilanak terbang di Sumatra, beritanya bisa klik disini

Berita itu membuat saya penasaran juga kenapa kuntilanak ini begitu terkenal di Indonesia.  Karena ingin tahu ‘sejarahnya' sayapun mengetik kata kuntilanak di www.google.com dan hasilnya luar biasa ada 2.950.000 hasil bahkan kuntilanak ini ada di Wikipedia juga tapi yang paling menarik perhatian adalah penjelasan dari Wikipedia bahwa kuntilanak itu sama dengan Pontianak yang artinya perempuan yang mati pada saat melahirkan dan arwahnya gentayangan untuk balas dendam. Untuk melihat penjelasan Wikipedia bisa klik disini

Dalam cerita rakyat Melayu, sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita cantik. Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga Kemboja Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah wujud menjadi penghisap darah. Kuntilanak dikatakan sering menjelma sebagai wanita cantik yang berjalan seorang diri dijalan yang sunyi. Dalam cerita seram dan film horor televise Malaysia kuntilanak digambarkan membunuh mangsa dengan cara menghisap darah di bagian tengkuk, seperti vampire.

Agak berbeda dengan gambaran menurut tradisi Melayu, kuntilanak menurut tradisi Sunda tidak memiliki lubang di punggung dan hanya mengganggu dengan penampakan saja. Jenis yang memiliki lubang di punggung sebagaimana deskripsi di atas disebut sundel bolong. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat bersemayam.

Nah yang jadi pertanyaannya saya berikutnya kenapa Kalimantan memilih nama Pontianak atau Kuntilanak sebagai nama Ibukota? Apakah ada hubungannya antara Kuntilanak dengan Ibukota Kalimantan Barat tersebut? Sayapun mengetik kata sejarah Pontianak di Google dan hasilnya diluar dugaan ternyata benar ada kaitannya kuntilanak dan  Pontianak. konon menurut cerita Nama Pontianak dipercaya ada kaitannya dengan kisah dongeng Syarif Abdurahman (biografi singkat Syarif Abdurrahman bisa klik disini) yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika beliau menyusuri Sungai kapuas sepanjang 1100 kilometer, sungai terpanjang di Indonesia. Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan dimana meriam itu jatuh, maka disanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh melewati simpang tiga Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang kini lebih dikenal dengan Beting Kampung Dalam Bugis Pontianak Timur atau kota Pontianak. Sejarah Kota Pontianak bisa klik disini

Mungkin para pembaca sudah banyak yang tahu bahwa Pontianak = kuntilanak tapi karena saya baru tahu sekarang maka saya menulis tentang hal ini karena saya pikir ini hal menarik kenapa nama hantu bisa diabadikan sebagai ibukota. Berita tentang tradisi menyulut meriam pengusir kuntilanak di Kalimantan bisa klik disini

Poster Film Kuntilanak (Pontianak) produksi Malaysia â–¼

[caption id="attachment_296308" align="aligncenter" width="280" caption="Pontianak (Kuntilanak) Foto www.google.com "][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun