Mohon tunggu...
Ansara
Ansara Mohon Tunggu... wiraswasta -

Suka Musik, Sejarah dan Fotografi FB Annie Sabri, Twitter @4nsar4

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Invasi Musisi Luar Negri

13 Desember 2011   03:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:24 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13500042461851402633

[caption id="attachment_217615" align="alignright" width="558" caption="Black Eyed Peas foto cosmopolitan.co.id"][/caption]

Beberapa tahun terakhir ini banyak penyanyi dan band terkenal dari luar negri yang mengadakan konser di Indonesia, Seperti Justin Bieber, Avril Lavigne, Bruno Mars, Black Eyed Peas, Iron Maiden, dll Tidak hanya para musisi kelas atas saja yang menyerbu Indonesia, para musisi yang namanya sudah mulai meredup dan para musisi Indie juga tertarik untuk tour ke Indonesia.

Pada masa keemasan industri musik dimana pada saat itu MP3 belum merajai pasaran, jarang sekali musisi luar negri yang datang. Tapi saat ini Frekuensi kedatangan para musisi itu semakin sering. Hampir tiap bulan ada saja musisi luar yang tour ke Indonesia. Walaupun harga tiketnya  sangat mahal tapi tetap saja laris manis.

Dengan pesatnya kemajuan teknologi internet, penjualan CD menurun sangat drastis. Walaupun lagu-lagu para musisi itu bisa dijual lewat download MP3 diinternet dengan harga murah (Sekitar Rp 8500 atau 0.99 US Dollar/lagu). Tapi tetap saja banyak yang lebih suka download gratisan. Apalagi saat ini tidak ada perusahaan label musik raksasa manapun didunia yang mampu menandingi kekuatan YouTube. Ketika industri musik tidak bisa mengimbangi pesatnya kemajuan internet maka bersiaplah untuk bangkrut.

Kasus terbesar tahun ini yang menimpa Industri musik dunia adalah bangkrutnya perusahaan musik raksasa EMI karena tidak mampu membayar utang senilai USD 4,79 M ke Citigroup hingga terpaksa menjual perusahaannya pada SONY dan Universal pada November 2011. EMI didirikan tahun 1931 berpusat di London, Inggris dengan membuka studio rekaman legendaris di Abbey Road (tempat the Beatles rekaman). Moby (DJ, pencipta lagu & penyanyi) yg berada dibawah naungan EMI mengatakan bahwa salah satu sebab EMI bangkrut, karena terlambat mengantisipasi kemajuan internet dengan tetap bertahan pada penjualan CD. Berita tentang EMI bisa baca disini

[caption id="attachment_155781" align="alignright" width="300" caption="EMI Logo foto www.google.com"][/caption]

Ketika penjualan CD sudah terpuruk, akhirnya para musisi luar negri lebih mengandalkan tour untuk tetap bertahan dan mengais keuntungan di industri musik, karena saat ini bisa menjual ratusan juta keeping CD ke seluruh dunia hanya impian belaka. Hanya musisi yang sempat menikmati era pra MP3 yang mampu melakukan hal itu misalnya Michael Jackson, Madonna, Mariah Carrey, Bon Jovi, Metallica dll. Saat ini hasil penjualan tiket konser, merchandise dan kontrak iklan adalah harapan terbesar para musisi. Merekapun semakin gencar melakukan konser dan tour ke mancanegara termasuk Indonesia.

Invasi para musisi luar negri itu setidaknya semakin memperkaya mereka, karena masyarakat Indonesia terutama kalangan menengah keatas begitu antusias menonton konser para musisi luar negri itu walaupun harga tiketnya selangit. Tapi begitu musisi Indonesia mengadakan konser yang tidak gratis, penontonnya sepi. Sejak awal lahirnya industri musik di Indonesia, para musisi kita tidak terbiasa mengadakan tour keberbagai kota dengan menjual tiket pada penonton. Hanya beberapa musisi yang benar-benar sudah terkenal dan banyak penggemar yang berani mengadakan konser tunggal dengan menjual tiket, itupun hanya di 1 atau 2 kota. Serangkaian tour dan konser para musisi dalam negri sebagian besar gratis karena sudah disponsori berbagai perusahaan besar. Akhirnya para musisi kita tidak bisa mengais rejeki dari hasil penjualan tiket konser. Pemasukan terbesar tergantung dari hasil penjualan CD dan RBT.

Namun ketika era keemasan kaset dan CD sudah berakhir dan perusahan musik tidak mampu mengantisipasi kemajuan internet maka masa suram industri musik Indonesia mulai terasa. Apalagi dihantam pula dengan kebijakan baru pemerintah tentang pelarangan RBT yang mengakibatkan 70 perusahan musik Indonesia terancam bangkrut (lihat beritanya disini). Jika sudah begini apalagi yang bisa diharapkan oleh perusahaan rekaman dan para musisi Indonesia untuk tetap eksis didunia musik?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun