[caption id="attachment_207948" align="aligncenter" width="480" caption="Ilustrasi www.suspria81.deviantart.com"][/caption]
Beberapa hari lalu ada berita tentang  66 persen remaja putri usia sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia sudah tidak perawan. Data ini berdasar hasil Survei Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yang dilakukan secara nasional. Sayang pihak penyurvey tidak menyebutkan secara rinci berapa jumlah remaja putri yang diteliti . Terlepas dari akurat atau tidak angka tersebut, namun jika melihat kondisi saat ini angka itu bisa dipercaya mengingat generasi muda saat ini seolah dikepung oleh seks dari berbagai arah. Misalnya dari maraknya vcd dan buku2 porno, situs porno dari internet yang semuanya begitu mudah didapat di Indonesia ini. Berita lengkapnya klik disini
Betapa sulitnya mengurus ABG zaman sekarang. Apalagi umur antara 14-18 tahun umur yang labil penuh gejolak petualangan, pemberontakan dan rasa ingin tahu terhadap segala hal. Jika kita keras mereka melawan, jika kita lemah lembut dan menuruti semua kemauannya kepala kita dinjak-injak, Jika kita terlalu keras dan Overprotected si anak jadi seperti tertekan dan asosial. Sungguh serba salah dan hal ini adalah ujian yang terberat bagi orang tua, sebab jika kita salah mendidik, anaklah yang jadi korban. Tapi yang tragis, ada pula orang tua yang sudah mendidik anak dengan kasih sayang, perhatian, materi juga pendidikan agama yang baik tapi hal tak terduga tetap saja terjadi.
[caption id="attachment_207949" align="alignright" width="281" caption="foto www.sctv.com"]
Seperti kisah seorang ibu yang anak putrinya hamil diluar nikah padahal selama ini anaknya dikenal sebagai anak yang baik, penurut dan rajin. Tapi kenyataan berkata lain, sang putri  berhasil diperdaya pacarnya untuk melakukan hubungan intim. Walaupun sipria bertanggung jawab tapi peristiwa itu telah menorehkan luka yang dalam karena selama ini mereka dikenal sebagai keluarga yang saleh dan terhormat. Itulah kenyataan pahit tentang sulitnya menebak anak remaja, sering Kita merasa sudah mengenal baik anak kita tapi ternyata tidak.
Terkadang kita sudah merasa melakukan pengawasan ketat contohnya dengan memasang blokir situs porno pada internet di rumah tapi apakah kita tahu apa yang si anak lakukan diluar rumah ? karena begitu banyak warnet di Indonesia yang tidak memblokir situs porno. Selain itu para ABG itu sudah pandai bersandiwara agar orang tua tidak curiga terhadap kelakuan mereka sesungguhnya diluar rumah, baru jika sudah ada kasus, orang tua yang kelimpungan dan kena getahnya padahal tidak semua orang tua bisa disalahkan terhadap kasus yang menimpa anaknya, karena jika sudah berada diluar rumah, orang tua sudah tidak bisa mengawasi anak-anaknya lagi sebab lingkungan dan teman-temannya diluar rumah turut mempengaruhi moral anak tersebut.
Sebagai orang tua kita sudah berusaha keras memberikan yang terbaik disamping pendidikan agama yang memadai kepada anak kita tapi kenyataannya sang anak dengan gejolak usia mudanya lebih suka menjalani hidupnya sendiri, berada didunianya sendiri walaupun mereka tidak sadar atau tidak siap dengan resiko yang dihadapinya. Itulah problema menghadapi remaja apalagi ditengah era dekadensi moral seperti sekarang ini.
Namun apapun yang terjadi terhadap anak kita jangan pernah meremehkan, memusuhi dan mengungkit terus kesalahannya karena hal itu semakin memperparah rasa bersalah dan rasa percaya diri nya jika sudah gelap mata akhirnya kabur dari rumah atau malah bunuh diri, sebaiknya rangkulah dia sehingga menyadari kesalahannya dan jera mengulangi perbuatannya walaupun perbuatannya itu menyakiti hati kita selaku orang tua, tapi kelak sang anak akan merasakan hal itu jika sudah menjadi orang tua . pada saat itulah biasanya dia akan mengerti betapa sulit dan beratnya jadi orang tua yang baik itu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H