Mohon tunggu...
Annie Nugraha
Annie Nugraha Mohon Tunggu... Seniman - Crafter, Blogger, Photography Enthusiast

Seorang istri dan ibu dari 2 orang anak. Menyukai dunia handmade craft khususnya wire jewelry (perhiasan kawat), senang menulis lewat blog www.annienugraha.com dan seorang penggemar photography

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belajar Memaknai Arti Kegigihan dari Seorang Jerome Polin, Sebuah Review "Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa"

28 April 2021   07:29 Diperbarui: 24 Maret 2022   11:41 1760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebayang ya gimana level persaingan dan tekanan psikologis yang harus dihadapi dan dialami. Sebagai seorang yang lahir dari bukan bahasa Jepang sebagai bahasa Ibu dan tahu persis sulitnya mempelajari dan memahami huruf-huruf Jepang (Katakana, Hiragana dan Kanji), proses belajarpun tentunya bukan hal yang remeh temeh. 

Terutama Kanji yang sulitnya nauzubillah. 1 huruf tunggal bisa mewakili 1 ungkapan atau perbendaharaan kata dengan arti yang cukup panjang.

Saya sampai bertanya-tanya. Seandainya nilai EJU tidak seperti yang diharapkan, dalam artian tidak menembus ke-empat universitas ini, bagaimana tindak lanjut dari pemberi beasiswa kepada para awardee ya? Satu hal yang tidak dijelaskan di bukunya Jerome.

Menyadari hal ini, Jerome pun memprioritaskan waktu belajar ketimbang sebelum-sebelumnya. Gigih belajar bukan hanya di Tokyo Japanese Language Education Centre saja tapi juga membabat habis waktu-waktu bersenang-senang, bersosialisasi dan bermedia sosial.

Setidaknya lolos persyaratan administrasi dan minimum angka yang dibutuhkan oleh universitas tujuan, sebelum akhirnya tetap harus ikut ujian tertulis kembali yang diadakan oleh universitas yang dimaksud. Jadi ujian tertulisnya 2 kali lipat loh. Satu sebagai syarat administrasi. Kedua untuk persyaratan penerimaan.

Dan itu super sulit. Bisa dibayangkanlah ya. Jangankan soal dalam bahasa Jepang. Dalam bahasa sendiri pun mapel bidang ilmu eksakta itu luar binasa maboknya. Apa karena saya anak ilmu sosial ya? Tapi gak juga sih. 

Orang sepintar Jerome aja selalu menulis kata "sulit atau susah" untuk setiap ujian kimia, fisika, dan matematika yang harus dia hadapi. Entahlah. Membayangkannya aja saya gak sanggup (haaalaah).

Singkat cerita, berkat kegigihan yang tanpa henti, Jerome pun lolos aplikasi administrasi (berkas) untuk melamar ke Waseda University (Waseda) dengan total nilai EJU 197/200. Top banget dah. 

Lanjut dengan ujian yang diadakan Waseda, Jerome pun kembali mengikuti ujian tertulis kimia, fisika, matematika dan ditutup dengan seleksi wawancara plus menulis Essay tentang mengapa dia ingin masuk Waseda.

Karena memiliki pengalaman interview saat proses aplikasi beasiswa di Jakarta lalu, Jerome pun menutup sesi wawancara dengan hasil yang mengagumkan. Impian menjadi Menteri Pendidikan pun jadi andalan.

Diperkuat lagi dengan tekad ingin melahirkan SDM berkualitas melalui semua yang dia dapatkan dari belajar di Jepang. Tentu saja diikuti dengan sebuah janji bahwa kedepannya Jerome ingin memperkuat hubungan kerjasama dalam bidang pendidikan yang sudah terbangun dengan sangat baik antara Indonesia dan Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun