Jadi ketika 3 hari berikutnya kabar lulusnya Jerome menerima full scholarship dari Mitsui, saya, pembaca yang ikut berdebar-debar jadi terlonjak bahagia, seperti kedua orangtua Jerome.Â
Jawaban diplomatis sarat motivasi seperti ini kayaknya patut dijadikan inspirasi bagi anak-anak yang sedang memburu beasiswa. Tentu saja diikuti oleh persiapan matang atas semua mapel yang akan diuji dalam tes tertulis.
Perjuangan Selama di Jepang Hingga Diterima di Waseda University
Dijemput oleh pihak Mitsui Jepang, Jerome dan Imam (scholarship awardee yang lain), memulai sejarah baru dalam hidup mereka. Tinggal di asrama dan belajar di Tokyo Japanese Language Education Centre selama kurang lebih 1.5 tahun, Jerome harus berjibaku kembali dengan perjuangan penuh tantangan sebelum akhirnya diterima oleh universitas pilihannya.
Jadi ceritanya sebelum masuk ke perguruan tinggi, setiap calon mahasiswa asing (non warga negara Jepang) wajib mengikuti salah satu tahap ujian yang dikenal dengan nama EJU. The Examination for Japanese University Admission for International Student yang meliputi Bahasa Jepang, Bahasa Inggris, Kimia, Fisika dan Matematika. Semua mapel disajikan dalam bahasa Jepang tentunya.
Oia sebelum berangkat, Jerome dan Imam sempat mengikuti kursus bahasa Jepang selama kira-kira 1 bulan yang dibimbing oleh 2 orang Japanese Sensi (native speaker). Tentu saja tujuannya adalah agar mereka mudah beradaptasi dan bersosialisasi saat sudah berada di Jepang dan dapat mengikuti EJU dengan lebih maksimal.
Angka yang diraih melalui EJU akan mempengaruhi universitas mana yang akan menampung atau menerima calon mahasiswa yang datang dari negara lain.
Semakin tinggi nilai EJU maka akan semakin tinggi kualifikasi atau level dari universitas yang dituju. Berdasarkan urutannya ada 4 perguruan tinggi yang menjadi pilihan. Tokyo University, Tokyo Institute of Technology, KEIO University, WASEDA University dan HOKKAIDO University.Â
Kesemuanya hanya menampung sedikit mahasiswa internasional dengan rate angka hasil ujian yang sangat tinggi dan ketat. Itupun harus bersaing dengan anak-anak lain yang berasal dari negara Asia lain seperti China, Taiwan dan Korea.
Yang menurut penuturan Jerome, mereka ini memiliki kemampuan berbahasa Jepang lebih mumpuni dengan jumlah peminat yang jauh lebih banyak.