Mohon tunggu...
annieka nurman
annieka nurman Mohon Tunggu... -

mahasiswa kelahiran magelang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu Online Cara untuk Mengurangi Angka Golput

14 April 2014   16:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:42 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Meskipun Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum mengeluarkan hasil resmi pemungutan suara pemilu legislatif Rabu 9 April 2014 kemarin, tetapi beberapa lembaga survei telah memprediksi hasilnya berdasarkan hitung cepat atau quick count. Dari hasil hitung cepat beberapa lembaga survei ada yang memprediksi bahwa angka golput pada pemilu legislatif ini lebih tinggi dari pemilu tahun sebelumnya tetapi ada juga yang memprediksi tidak. Seperti hitung cepat yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang mencatat angka golput mencapai 34,02% (http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/04/10/269569458/Golput-Pemenang-Pemilu-2014i-Bukan-PDIP). Hasil itu berbeda dengan hitung cepat yang dilakukan Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Cyrus Network pada Rabu kemarin yang mencatat angka golput mencapai 24,7% (http://www.antaranews.com/pemilu/berita/428571/csis-angka-golput-capai-rekor-terbaru).

Walaupun angka golput meningkat tinggi atau tidak begitu tinggi dari pemilu tahun-tahun sebelumnya tetapi itu harus menjadi bahan evaluasi bagi KPU. Menginggat angka golput yang selalu meningkat dari masa ke masa, sehingga dibutuhkan cara yang tepat supaya angka golput itu bisa turun. Penyebab warga yang memutuskan untuk golput atau tidak menggunakan hak suaranya itu berbeda-beda setiap orangnya. Bagi para mahasiswa dan pekerja yang merantau kebanyakan mereka memilih golput karena tidak ada waktu untuk pulang ke kampung halamannya, meskipun pada pemilu ini ada sistem pemindahan pemungutan suara bagi para perantau yang tidak sempat pulang, bisa memilih di tempat daerah rantauannya. Ada juga orang yang memilih golput karena sibuk dengan pekerjaannya yang tidak bisa ditinggalkan, tetapi tidak sedikit juga yang memilih golput karena ketidak percayaan mereka kepada calon-calon wakilnya yang akan duduk di lembaga legislatif.

Sehingga diperlukan suatu cara supaya para pemilih yang tidak sempat ikut memilih itu dapat menggunakan hak pilihnya. Misalnya melalui pemilu online, sehingga bagi orang-orang yang merantau mereka tidak perlu pulang untuk bisa memilih atau untuk mengurus pemindahan tempat pemilihan. Bagi orang-orang yang sibuk, mereka bisa memilih langsung secara online tanpa harus datang ke tempat pemungutan suara. Tetapi, mengingat tidak semua wilayah itu ada koneksi internet dan tidak semua orang bisa menggunakan internet maka pemilihan secara manual juga tetap diperlukan tetapi untuk kalangan tertentu saja. Misalnya, pemilu manual di terapkan di daerah-daerah yang tidak ada koneksi internetnya dan untuk para lansia atau orang yang tidak bisa menggunakan internet. Tetapi di zaman yang serba modern ini pastilah sudah banyak orang yang terbiasa menggunakan internet. Selain lebih efektif pemilu online ini juga bisa mengurangi anggaran yang harus dikucurkan pemerintah dalam setiap penyelenggaraan pemilu yang mencapai triliunan rupiah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun