Mohon tunggu...
Ani Sri Mardiati
Ani Sri Mardiati Mohon Tunggu... -

i just ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rasa Syukur dan Ikhlas Itu Akan Membawa Nikmat

13 April 2012   04:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:40 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Malam telah hilang berubah Pagi yang sudah mulai datang sinar fajar juga sudah mulai nampak. Langit hitam berubah menjadi awan merah yang menandakan fajar subuh sudah terbit. Pagi mulai menjelang, udara pagi yang segar telah berhembus. Awan biru mulai kelihatan di pagi hari burung-burung mulai mengeluarkan kicauan nya yang merdu menandakan pagi sudah datang, masyarakat dan orang-orang memulai aktifitas mereka, ada yang ke pasar dan ada pula yang memulai mempersiapkan apa-apa yang akan di kerjakan hari ini itulah pekerjaan setiap hari seorang ibu rumah tangga sekaligus wanita poekerja seperti Ratmini, setiap pagi jam 3 dia sudah bangun dan memualai aktifitas di dalam dapur kecilnya yang sederhana di situ dia memulai membuat sebuah makanan yang akan di jual di pagi hari ini anmun malamnya dia sudah mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat makanan kecil atau jajanan pasar. Adzan subuh telah berkumandang dia juga telah selesai dengan memasak jajanan yang akan dia jual ke pasar dan juga telah selesai mempersiapkan makan untuk sarapan anak-anaknya yang akan bernagkat sekolah, dia tinggal semuanya dia lalu bergegas menuju sumur di mana tiap hari dia mandi dna mengambil air di situ, dia wudhu dan langsung bergegas melaksanakan sholat subuh, dan dia mulai membangunkan keluarganya untuk dia ajk sholat subuh, selesai sholat subuh dia bergegas mengambil barang dagangannya yang akan is jual ke pasar, kegiatan itu dilakukannya setiap hari karena ingin menyambung kebutuhan hidup keluarganya yang serba pas-pasan suaminya bekerja serabutan tak tentu pendapatannya, dia berkecimpung dengan pekerjaannya sudah hampir seumur anknya yang pertama hampir 25 th dia bekerja seperti itu namun hidupnya yang pas-pasan tetap saja tak pernah berubah. Rasa syukur yang tak pernah ia tinggalkan meskipun dia bekerja dari pagi sampai siang untuk menyambung kebutuhan hidup keluarganya, yang ada di benak Ratmini hanya bisa makan hari ini dan membeli beras, serta ingin menyekolahkan anak-anaknya dengan harapan anak-anaknya jauh lebih baik daripada kehidupan dia sekarang ini.

Namanya orang jualan kadang laku habis tanpa sisa kadang juga banyak sisa begitulah namanya orang jualan namun dia selalu optimis bahwa dia bisa hidup dengan keadaannya sekarang ini, terkadang dia juga punya fikiran melihat orang-orang di luar san yang begitu sukses dengan pekerjaannya dia pun punya keinginan untuk bisa seperti itu punya toko sendiri bisa buka tempat makan seperti orang-orang itu namun keinginan itu pupus sudah dia sadar untuk bisa seperti itu harus ada modal, “sudahlah itu hanya impian saja mau seperti itu gak mungkin karena modalnya terlalubesar” kata Ratmini dalam lubuk hatinya.

Dia bersyukur dengan penghasilannya sekarng ini yang menurut dia lebih baik daripada dia meminta minta di luar sana tanpa punya keahlian lain, dan juga bisa menyekolahkan anaknya sampai selesai dengan harapan hidupnya lebih baik dari pada dirinya.

Bersyukur karena kehidupan yang telah ada sekarang ini lebih sempurna di banding mereka-mereka yang ada di luar sana sungguh kadang kebingungan dengan keadaanyang ada sekarang ini, namun kadang kesadaran bahwa “bersyukur” atas nikmat yang telah Tuhan berikan adalh nikmat yang tak akan ada habisnya karena mengucapkan syukur itu saja lebih sulit di banding yang lainnya syukur dan ikhlas kata-kata yang sulit bagi setiap orang untuk menajdikan rasa yang ada dalam dirinya.

Didunia ini tak ada yang sempurna Kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata, namun bersyukurlah atas nikmat dan karunia ini kalian semua di lahirkan dalam keluarga dan keadaan ynag sempurna meskipun kadang kesempurnaan itu kita gak rasakan kita masih merasa kurang dengan kihidupan yang serba kecukupan.

Pandanglah orang-orang diluar sana yang masih banyak kekurangannya masih banyak kejadian-kejadian yang membuat kita harus banyak bersyukur karena kenikmatan yang sekarang tak akan pernah abadi dan tak akan pernah kita bawa kelak kita mati. Yang kita bawa hanyalah Amal perbuatan baik kita.

Bersyukurlah dengan semua ini keadaan yang sempurna dan keluarga yang cukup dan sayang pada kalian semua. Buatlah bangga kedua orang tua kalian yang sudah membesarkan dan merawat kalian dengan rasa syukur dan ikhlas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun