Mohon tunggu...
Anni Rosidah
Anni Rosidah Mohon Tunggu... Guru - Penulis Buku Arah Cahaya

Jaga Selalu cita-cita dan mimpimu. Jangan Pernah kau padamkan. Mesti setitik, cita-cita dan mimpi itu akan mencari jalannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara Hati

6 November 2023   18:45 Diperbarui: 6 November 2023   18:57 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sesampainya diterminal, Jena tidak langsung meninggalkan Amar. Mereka berbicara sebentar.

,"Ya sudah, aku masuk terminal dulu," Pamit Jena.

Amar menarik tangan Jena karena ia masih ingin berbicara. Namun Jena menepis tangan pria yang dikenalnya sejak SMA.

Beberapa hari setelah pertemuannya dengan Amar, bukan bahagia yang dirasakan Jena. Ia merasa malu dan sangat bersalah.

 ,"Bagaimana mungkin seorang istri dan ibu dari satu putri dengan suami yang sangat menyayangi keluarga bisa menemui mantan pacarnya saat SMA. Apalagi mantan pacarnya itu juga mempunyai istri dengan dua anak ," tangisnya dalam Doa di keheningan malam.

Segera ia mengambil hand phone yang berada di meja dekat dengan tempat sujudnya.

,"Assalamualikum. Mohon untuk tidak menghubungi lagi setelah ini. Semoga kita menjadi manusia yang lebih baik lagi. Tulis Jena dengan emoticon dua tangan menengadah.

Dengarlah suara hatimu. Hanya kebaikan yang akan menenangkan dan menyelamatkanmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun