Sesampainya diterminal, Jena tidak langsung meninggalkan Amar. Mereka berbicara sebentar.
,"Ya sudah, aku masuk terminal dulu," Pamit Jena.
Amar menarik tangan Jena karena ia masih ingin berbicara. Namun Jena menepis tangan pria yang dikenalnya sejak SMA.
Beberapa hari setelah pertemuannya dengan Amar, bukan bahagia yang dirasakan Jena. Ia merasa malu dan sangat bersalah.
 ,"Bagaimana mungkin seorang istri dan ibu dari satu putri dengan suami yang sangat menyayangi keluarga bisa menemui mantan pacarnya saat SMA. Apalagi mantan pacarnya itu juga mempunyai istri dengan dua anak ," tangisnya dalam Doa di keheningan malam.
Segera ia mengambil hand phone yang berada di meja dekat dengan tempat sujudnya.
,"Assalamualikum. Mohon untuk tidak menghubungi lagi setelah ini. Semoga kita menjadi manusia yang lebih baik lagi. Tulis Jena dengan emoticon dua tangan menengadah.
Dengarlah suara hatimu. Hanya kebaikan yang akan menenangkan dan menyelamatkanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H