menabung untuk masa sulit sudah diajarkan. Seperti dalam kisah Nabi Yusuf yang menafsirkan mimpi Raja Mesir tentang tujuh tahun masa subur dan tujuh tahun masa paceklik. Ia menyarankan menyimpan hasil panen selama masa subur untuk bertahan di masa sulit. Hasilnya? Mesir terhindar dari kelaparan. Di era modern, konsep ini tetap relevan. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan, jadi lebih baik kita bersiap sejak dini. Salah satu bentuk kesiapan finansial kita adalah memiliki dana darurat---uang yang disisihkan khusus untuk menghadapi situasi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan, biaya medis, atau perbaikan kendaraan. Dana darurat memberi ketenangan dan perlindungan saat keadaan tidak terduga terjadi.
Sejak zaman dahulu,Semua orang, terutama yang sudah berkeluarga, sebaiknya memiliki dana darurat. Jumlah dana darurat berbeda-beda tergantung profesi, penghasilan, dan gaya hidup. Idealnya, kita menyediakan dana sebesar 6-12 kali pengeluaran bulanan. Beberapa ahli keuangan menyarankan jumlah dana darurat yang harus dikumpulkan, yakni:
Single: 6 kali pengeluaran bulanan
-
Menikah tanpa anak: 9 kali pengeluaran bulanan
Menikah dengan anak: 12 kali pengeluaran bulanan
Untuk menentukan jumlah yang tepat, mulailah dengan mencatat seluruh pengeluaran bulanan, seperti kebutuhan pokok (makanan, transportasi, listrik, air), cicilan, dan keinginan. Dengan mengetahui angka pasti, kita bisa menargetkan jumlah yang harus dikumpulkan. Misalnya jumlah pengeluaran kita sebulan 5 juta, maka untuk yang single kalikanlah dengan 6, maka dana darurat kita sebesar 30 juta, menikah tanpa anak 45 juta, dan menikah dengan anak 60 juta.Â
Langkah-langkah  untuk mempersiapkan dana darurat adalah:
- Hitung Pemasukan & Pengeluaran -- Catat semua sumber pendapatan dan uang keluar setiap bulan.
- Buat Anggaran -- Alokasikan pendapatan dengan persentase:
50% untuk kebutuhan pokok
30% untuk cicilan dan keinginan
20% untuk tabungan (10% dana darurat, 5% sinking fund, 5% dana pensiun)
- Pisahkan Rekening -- Simpan dana darurat di rekening terpisah agar tidak mudah digunakan.
- Disiplin Menabung -- Sisihkan dana darurat secara rutin setiap bulan.
- Gunakan Hanya untuk Keadaan Darurat -- Misalnya untuk biaya hidup jika kehilangan pekerjaan, perawatan medis mendesak, perbaikan kendaraan, atau bencana alam.
- Isi Kembali Jika Terpakai -- Jika dana darurat terpakai, segera kembalikan agar tetap siap digunakan di masa depan.
Tabungan dana darurat sebaiknya terpisah dari tabungan kebutuhan sehari-hari dan idealnya tidak lebih dari 12 bulan. Jika dana darurat telah tercapai, kita bisa mempertimbangkan untuk menabung di deposito atau reksadana, yang memberikan hasil lebih besar dan bisa digunakan untuk investasi. Dengan berinvestasi, nilai uang kita akan bertambah.