malam minggu adalah berkeliling kota sambil membawa cemilan. Kami berbincang tentang apa saja bersama suami dan anak-anak. Ceritanya random saja, tentang sekolah, cita-cita, pengalaman lucu, masa kecil mama papa, curhat tentang masalah yang dialami anak, atau juga nyanyi bareng lagu kesukaan kami. Ada kalanya kami turun membeli tahu isi atau martabak yang cukup enak di tengah kota dan menikmati jajanan itu bersama-sama. Seru sih.....Â
Salah satu quality time keluarga kami, khususnyaNamun, di sela kebersamaan itu, kami sering menyaksikan pemandangan yang mengusik hati: anak-anak masih berjualan di jalanan, meski malam sudah larut. Kami terkejut melihat anak-anak masih berjualan di jalan, lengkap dengan seragam sekolah mereka. Seharusnya mereka sudah beristirahat di rumah, bukan berkeliaran di lampu merah mencari nafkah. Namun, kenyataannya mereka harus tetap bekerja.
Pada kesempatan lain, kami pernah melihat seorang ibu yang menggendong bayinya meminta-minta di lampu merah. Bayi tersebut masih kecil sekali dan berada di luar rumah meski waktu telah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Ada juga seorang anak belasan tahun yang menggendong adik bayinya, duduk di pinggiran jalan dengan balutan kain tipis. Saya tidak habis pikir bagaimana bayi sekecil itu harus menghadapi dinginnya malam, debu, dan angin jalanan---sementara seharusnya ia berada di tempat yang hangat dan aman.Tubuh mereka masih ringkih. Orangtua seharusnya memastikan kenyamanan dan keamanan mereka.
Keadaan ekonomi jangan dijadikan alasan untuk menormalisasikan membawa anak mencari makan sampai larut malam. Mereka tidak memilih untuk lahir. Sebagai orangtua, kita harus memastikan mereka mendapat waktu istirahat yang cukup. Bahkan kitapun sebagai orang dewasa, harus istirahat jika malam telah tiba. Saya hanya berharap agar saya tidak menemukan lagi anak-anak atau bayi masih berkeliaran di malam hari. Setidaknya pukul 20.00 anak-anak sudah berada di rumah, seharusnya kita sebagai orangtua menyadarinya dan menekan keinginan kita membawa anak-anak keluar lewat dari pukul 20.00. Ada masanya nanti buat kita membawa mereka keluar lebih dari jam tersebut. Mereka butuh isitirahat. Sebagai orangtua, kita bukan hanya memberi makan dan pakaian, tetapi juga memastikan anak-anak kita tumbuh dalam rasa aman. Karena setiap anak berhak mendengar kata-kata, 'Tidurlah, Nak. Hari sudah malam,' di tempat yang nyaman, bukan di tepi jalan.
Kita bisa mulai dengan lebih peduli. Jika melihat anak-anak masih berkeliaran larut malam, kita bisa melaporkan kasus eksploitasi anak, mendukung lembaga sosial, atau sekadar mengingatkan sesama orangtua bahwa istirahat adalah hak dasar setiap anak
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI