Ada rasa sakit yang kembali menyelip di pojok hati,
untuk yang kedua kali aku dipaksa melihat waktu membawamu pergi.
Ada kesedihan yang tak bisa kujelaskan dari mana datangnya,
ia datang tiba-tiba seperti awan kelabu yang tertiup angin dari utara.
Bagaimana bisa aku berdiri tegak dan membuat semuanya menjadi sederhana,
selain menutup pintunya saja,
dan menyaksikan kamu menghilang dari balik jendela.
Kini aku kembali ke pembaringanku, kembali dalam tidur panjangku.
dalam ruang hampa bersama rindu yang menyiksa dan cinta yang tak berhenti tertawa.
Harusnya, kamu tak pernah keluar ke permukaan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!