Seperti biasanya, aku bangun tepat pukul 05.00 WITA untuk melaksanakan tugas harianku. Yapp.. sholat subuh. Setelah itu aku pasti akan menyempatkan diri untuk membaca berita-berita ter-update atau kalau enggak ya minimal baca pesan di HP, sosmed, dan email. Setelah itu aku pasti sarapan dan bersiap untuk segera berangkat ke sekolah. Setiap hari aku menjalani rutinitas seperti itu. Hal yang selalu aku lakukan berulang-ulang, dari pagi hingga malam. Jika aku mengabadikannya dalam sebuah tulisan, maka setiap halamannya pasti akan berisi hal yang sama. Jika setiap pagi aku bangun pada pukul 05.00 WITA, maka keesokannya dan keesokannya lagi aku akan bangun pada jam segitu. Jika aku ingin minum, maka aku akan mengambil dan menggunakan gelas pemberian ayahku. Entah mengapa rupannya aku seperti tersihir oleh rutinitas ini.
Kadang memang aku akan merasa bosan dan jenuh dengan apa yang aku jalani ini. Tapi, dengan cepat pula aku akan mencoba untuk mengendalikan hal-hal negatif itu.
“Mas, aku pesen Americano yang Uno dong”, seperti biasanya aku akan memesannya jika datang ke tempat ini. “Mbak, itu kopi loh, pahit. Mau?”, tanya salah satu pegawai yang ada disana. Dari tampangnya sih, dia pegawai baru di Kafe ini. Mungkin dikiranya aku enggak tau tentang apa yang akan aku pesan. “Iya mas, Americanonya yang Uno satu aja”, aku jawab dengan tersenyum. Beberapa saat kemudian pesanan yang aku inginkan datang di depan meja. Yap, satu gelas Americano hehehe… Kalian pasti bertanya-tanya kan mengapa aku suka sekali dengan kopi tanpa rasa ini. Kopi yang bisa dibilang pahit bagi yang bukan penggemar kopi. Rasa Americano itu menurutku unik dan aku menikmatinya. Setiap aku merasa sedih, senang, atau suntuk dan butuh pencerahan pasti aku akan datang ke tempat ini dan memesan satu gelas Americano.
“Mbak, Americanonya masih belum diberi gula. Jika suka manis bisa ditambahkan sendiri gula. Disana ya mbak”, kata mas pegawai yang mengantarkan pesananku sambil menunjuk ke salah satu sudut ruangan. Terlihat sebuah meja yang cukup kecil dan diatasnya tertata rapi berbungkus-bungkus gula siap tuang, gula cair, tissue, dan sedotan berwarna coklat khas kafe ini. “Iya mas, makasih”, jawabku.
Panas-panas seperti ini menikmati pahitnya segelas es Americano membuat hatiku tenang. Bagaimana tidak? Di dalam pahitnya, ada sensasi tersendiri yang muncul dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Aku memiliki pandangan tersendiri tentang kesukaanku ini. Americano memang memiliki warna yang hitam. Warna hitamnya bukan berarti itu minuman yang tidak menarik dan tidak enak loh. Americano ini enak banget. Aku menganggapnya sama seperti sebuah kehidupan yang sedang kita jalani, jika kalian merasa hidup kalian suram dan penuh kegelapan hal tersebut bukanlah hal yang tidak menarik. Justru itulah yang membuat hidup kalian menarik. Berarti kalian masih diberi kesempatan oleh-Nya untuk merasakan bagian suram kehidupan agar kalian bisa belajar dan bangkit dari kehidupan tersebut. Belajar dan menggunakannya sebagai guru yang paling baik. Lalu rasa pahit yang aku rasakan setiap kali menyedot es kopi dan meneguknya memang terasa sampai ke kerongkongan. Pahit. Ketika kalian merasakan pahitnya dunia yang membuat kalian terpuruk, jatuh, frustasi, dan merasa gagal dalam setiap hal yang kalian ambil, maka kalian harus bangkit dan merubah kepahitan itu dengan rasa manis. Kalian bisa menambahkan gula cair ke dalam es tersebut jika kalian mau. Hal tersebut juga berlaku di kehidupan yang sedang kita jalani ini. Kalian bisa merubah setiap kegagalan yang kalian rasakan dan menghadapi dengan menambahkkan sikap optimis untuk bangkit, berubah, pantang menyerah, dan optimis selalu dalam setiap kegagalan. Kalian bisa belajar tentang kehidupan lewat segelas Americano ini. Dan suatu saat nanti aku akan mengajak seseorang untuk menikmati segelas Americano bersama. Akan aku ceritakan semua hal ini. Pada saat itu aku tidak akan lagi mengatakan mas, Americano satu, tapi aku akan mengatakan, “Mas, Americano yang Uno, dua yaa…”. Hehehe….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H