Mohon tunggu...
Anna Tasya Setiawan
Anna Tasya Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pamulang

Berkepribadian ambisius akan hal baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengembalikan Kepercayaan Diri Anak yang Pernah Mengalami Kekerasan

22 Juni 2023   12:51 Diperbarui: 22 Juni 2023   12:58 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Artikel Opini Karya:
Anna Tasya Setiawan,221011200551
Mahasiswa Prodi Akuntansi - Sarjana 1 - Universitas Pamulang.

Salam semua! Kali ini kita akan membahas topik yang serius dan memerlukan perhatian kita bersama, yaitu kekerasan pada anak. Kita semua tahu bahwa kekerasan pada anak bisa berdampak besar pada kepercayaan diri mereka. Namun, jangan khawatir, karena dalam postingan blog ini, kita akan membahas bagaimana cara mengembalikan kepercayaan diri anak yang pernah mengalami kekerasan. Jadi, mari kita simak bersama-sama!

Cara mengembalikan kepercayaan diri pada anak memang tidak mudah. Terlebih lagi jika anak pernah mengalami kekerasan. Namun, sebagai orang tua atau pengasuh, kita harus berusaha untuk membantu mereka agar bisa kembali percaya pada diri sendiri. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan dukungan dan pujian pada anak. Berikan mereka pengakuan dan apresiasi atas segala hal yang mereka lakukan dengan baik. Hal ini akan membantu anak merasa dihargai dan merasa lebih percaya diri.

Selain memberikan dukungan, kita juga perlu memberikan kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan sendiri. Hal ini akan membantu anak merasa lebih mandiri dan merasa bahwa pendapat mereka dihargai. Jangan lupa untuk memberikan arahan dan bimbingan yang tepat agar anak dapat membuat keputusan yang baik dan benar. Dengan memberikan kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan sendiri, maka anak akan merasa lebih percaya diri dan merasa lebih dihargai.

Selain itu, kita juga perlu memberikan kesempatan pada anak untuk mengambil risiko dan belajar dari kegagalannya. Jangan terlalu melindungi anak dari kegagalan, karena hal ini bisa membuat anak merasa tidak percaya diri. Biarkan anak mencoba dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Jangan lupa untuk memberikan dukungan dan motivasi pada anak ketika mereka mengalami kegagalan. Dengan begitu, anak akan merasa lebih percaya diri dan siap untuk mencoba lagi.

Selain memberikan dukungan dan kesempatan pada anak, kita juga perlu memperhatikan lingkungan di sekitar anak. Pastikan bahwa lingkungan di sekitar anak aman dan mendukung perkembangan anak. Jangan biarkan anak tumbuh dalam lingkungan yang tidak sehat dan penuh dengan kekerasan. Dengan memberikan lingkungan yang aman dan mendukung, maka anak akan merasa lebih percaya diri dan merasa lebih nyaman untuk berinteraksi dengan orang lain.

Terakhir, kita juga perlu memberikan contoh yang baik pada anak. Jangan lupa bahwa anak akan meniru apa yang kita lakukan. Oleh karena itu, sebagai orang tua atau pengasuh, kita perlu memberikan contoh yang baik pada anak. Tunjukkan pada anak bahwa kita juga percaya pada diri sendiri dan siap untuk mengambil risiko. Dengan memberikan contoh yang baik pada anak, maka anak akan merasa terinspirasi dan lebih percaya diri untuk mencoba hal-hal baru.

Dari artikel ini, kita dapat menyimpulkan bahwa anak-anak yang pernah mengalami kekerasan membutuhkan dukungan dan perhatian yang lebih dari orang dewasa di sekitarnya. Kita bisa membantu mereka dengan memberikan lingkungan yang aman dan nyaman, serta memberikan dukungan emosional yang baik. Selain itu, kita juga harus mengajarkan anak-anak untuk mengembangkan kepercayaan diri mereka sendiri, sehingga mereka bisa tumbuh menjadi individu yang kuat dan percaya diri. Ingatlah bahwa kekerasan tidak boleh diabaikan, dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan.

"Artikel ini di buat untuk memenuhi tugas akhir semester"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun