Mohon tunggu...
annatasia
annatasia Mohon Tunggu... Guru - guru

konten favorit tentang anak dan perkembangannya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini dalam Mengancing Baju

28 November 2023   14:31 Diperbarui: 28 November 2023   14:33 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selama pembelajaran pada semester 1 di sekolah, terdapat sebuah masalah yang menarik perhatian yang terkait dengan kemampuan motorik halus anak dalam mengancingkan baju. Melalui pertanyaan pemantik yang diberikan dan diskusi yang dilakukan bersama anak-anak, didapati bahwa anak masih belum dapat mengancingkan baju secara mandiri. Masalah ini penting untuk ditindaklanjuti karena mengancing baju adalah salah satu indikator pencapaian motorik halus. Anak usia dini yang kurang mendapatkan kesempatan untuk melatih kemampuan motorik halusnya, terutama dalam hal berpakaian, akan mengalami kesulitan untuk membantu dirinya sendiri. Menurut Hurlock (1978), salah satu fungsi keterampilan motorik anak usia dini adalah untuk ketrampilan bantu diri (self-help), keterampilan motorik harus dipelajari agar mendukug anak supaya mandiri atau mampu melakukan sesuatu untuk diri sendiri sehingga anak menjadi lebih percaya diri. Anak akan lebih terampil memasukkan dan melepaskan kancing apabila diberikan kesempatan untuk melakukannya secara mandiri, dan juga setelah dapat menguasai keterampilan memakai dan melepas baju.

Analisis situasi kasus di atas yaitu sebagian besar anak belum dapat memasangkan kancing saat berganti pakaian seusai berkegiatan sehingga anak-anak membutuhkan waktu lama dalam berganti pakaian karena masih membutuhkan banyak bantuan guru dalam memasangkan kancing baju. Penyebab dari permasalahan ini adalah guru kurang memberikan pijakan untuk kegiatan mengancing baju, pemberian stimulus dalam kegiatan mengancing juga masih kurang, sehingga anak belum dapat mengancingkan baju seragam secara mandiri (memasukkan kancing ke lubangnya).
Di sini, peran dan tanggung jawab saya sebagai pengajar dan peneliti yang mencarikan solusi permasalahan yang timbul di kelas, juga sebagai fasilitator dalam kegiatan motorik halus yaitu mengancing, sehingga anak-anak dapat melakukan kegiatan secara mandiri. Selain itu, juga memberikan pembelajaran yang menyenangkan, serta memberikan scaffolding melalui pijakan main mengenai cara mengancing.

Pihak yang terlibat dalam perancangan dan evaluasi adalah dosen pembimbing memberikan wawasan, guru pamong membantu memberikan arahan, admin PPG memberikan link untuk melakukan konsultasi dengan dosen dan guru pamong. Kepala Sekolah memberikan masukan dan motivasi, dan rekan sejawat memberikan masukan, bantuan ide selama PPG.
Tantangan yang dihadapi selama melaksanakan PPL adalah dalam proses persiapan, rencana semula akan mengancingkan kertas, tapi karena kertas kurang lentur, robek sewaktu kancing dimasukkan ke dalam lubang kertas. Selain itu, guru memberikan penjelasan materi dengan jangka waktu cukup lama, sehingga ada anak yang tidak memperhatikan saat guru mendemonstrasikan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. 

Dalam menghadapi kasus anak belum dapat mengancingkan baju secara mandiri, langkah yang dilakukan adalah guru merancang metode dan media pembelajaran yang lebih menarik agar mampu meningkatkan minat anak dalam pembelajaran yang diberikan guru sehingga anak lebih fokus pada kegiatan belajar dan bermain. Guru menggunakan media kain flanel yang lebih lentur dan dapat dikancingkan oleh anak. Guru memanfaatkan media cetak berupa buku besar untuk mengenalkan macam-macam pakaian, dan media berbasis IT berupa video tentang cara mengancingkan baju (link youtube: https://youtu.be/F2XcWVjV5dM?si=66YAMiXj1FPDPXMX ). Guru menggunakan metode project dalam pembelajaran, dengan berbagai tahapan, yaitu: investigasi dengan cara membaca buku besar dan melihat video sesuai tema, mengidentifikasi masalah melalui bercakap-cakap memberikan pertanyaan pemantik ke anak-anak, menemukan solusi melalui bercakap-cakap dan mendemonstrasikan cara mengancing, melakukan kegiatan main yang terkait dengan solusi, dan anak mempresentasikan hasil kegiatan yang telah dilakukan.
Berikut adalah kegiatan main yang dilakukan anak terkait dengan solusi, yaitu anak mampu mendemonstrasikan (P4) cara mengancingkan baju dengan benar melalui kegiatan mengancing 4 lubang pada kain flanel pada gambar baju (Jati diri, FMH). Di kegiatan ini, anak memilih 1 gambar pakaian berukuran A4, kemudian anak memilih warna kain flanel dengan panjang yang sesuai dengan jumlah kancing yang terdapat pada gambar pakaian. Setelah itu, anak memasangkan kain flanel tersebut dengan cara mengancingkannya pada gambar pakaian yang telah dipilih. Kegiatan main lainnya yang dilakukan anak untuk melatih kemampuan motorik halus mereka adalah bermain dressing frame Montessori, di kegiatan bermain ini, selain melatih kemampuan mereka untuk melepas dan memasang kancing, anak juga berlatih untuk membuka dan menutup perekat velcro, dan membuka tutup resleting.
Sumber daya yang digunakan adalah gambar macam-macam pakaian dengan kancing yang terpasang, kain flanel berukuran panjang dengan 4 lubang dan pendek dengan 2 lubang, dressing frame Montessori (mengancing, menresleting), dan nampan untuk meletakkan peralatan bermain.

Penyusunan dan penerapan media pembelajaran dengan metode proyek dan berbasis teknologi (TPACK) telah menghasilkan dampak yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan motorik halus sehingga anak dapat mengancing secara mandiri. Sewaktu diskusi tanya jawab, 6 dari 6 anak mengatakan belum dapat mengancingkan baju secara mandiri saat berganti pakaian. Peran guru adalah memberikan scaffolding demonstrasi mengancingkan baju, dan memberikan kesempatan untuk melatih motorik halus menggunakan dressing frame Montessori. Sewaktu berkegiatan, anak menggunakan jari jempol dan jari telunjuk kanan untuk memasukkan kancing ke lubang dan menariknya keluar lubang, sementara jari jempol dan telunjuk tangan kiri anak membantu membuka lubang. Anak melakukan kegiatan mengikuti tahapan demonstrasi yang telah dicontohkan oleh guru sebelumnya, sehingga 6 dari 6 anak berhasil mengancing secara mandiri. Sewaktu pembelajaran, ada kancing yang terlepas karena anak menariknya terlalu kuat saat akan dipasang. Guru sebaiknya memberi isolasi di belakang kertas yang dijahit, agar lebih kuat dan kancing tidak mudah terlepas saat dikancingkan anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun