Mohon tunggu...
annastasya tasya
annastasya tasya Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Literasi

Hobby travelling dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Santri Tidak Hanya Belajar Kitab Kuning Tapi.........

24 Oktober 2022   04:30 Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:01 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Santri memiliki tempat yang istimewa di negara kita. Sekitar tahun 1990 an santri masih dianggap sebagai kaum terbelakang. Mereka ketinggalan informasi karena semua akses untuk mendapatkan berita masih sulit.

Mereka juga dianggap ketinggalan dalam hal fashion. Baju kurung dengan sarung ditambah jilbab atau kerudung pendek diikat ke belakang dianggap style yang tidak modis sama sekali. 

Namun seiring dengan berjalannya waktu, santri sekarang menjadi istimewa dan memiliki kemampuan serta style yang tidak kalah dengan pelajar yang belajar di sekolah luar pondok pesantren. 

Saya mengamati dari segi penampilan para santri memiliki style yang tidak kalah dengan fashion yang sedang booming saat ini. Apalagi busana muslim sekarang memiliki trend tersendiri. Sehingga antara santri dan bukan santri mereka memiliki gaya busana yang sama. Dan yang pasti bagi para santriwati mereka lebih mengetahui mana yang dianggap aurat atau bukan. Maka jarang kita temukan atau bahkan tidak ada lagi santriwati dengan memakai sarung khusus perempuan dengan memakai jilbab pendek yang ditali ke bagian belakang leher. 

Demikian pula dengan kemampuan mereka. Daya saing para santri tidak bisa dipandang sebelah mata lagi bagi sekolah-sekolah non pondok pesantren. Santri tidak hanya belajar kitab kuning dan menguasai ilmu agama akan tetapi mereka juga mampu bersaing dalam ilmu Umum. Banyak prestasi yang diperoleh para santri. Seperti olimpiade ataupun karya tulis ilmiah, pidato bahasa Inggris apalagi pidato bahasa Arab karena memang bahasa Arab sudah menjadi bahasa yang sudah tidak asing lagi bagi mereka. 

Santri itu keren, mungkin itu kata yang tepat untuk mereka. Dari pergaulan pun mereka banyak yang terhindar dari pergaulan bebas karena minimnya akses untuk keluar masuk pesantren. Bahkan gadget pun tidak boleh, hanya dari surat kabar mereka dapat mengetahui informasi terbaru atau terkadang mereka bisa googling dengan waktu yang terbatas dengan diawasi ketat oleh para ustad dan Ustadzah. 

Ya, santri itu keren. Negara menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai hari santri. Hal ini menunjukkan jika santri bukan lagi menjadi orang yang selalu di nomer duakan atau dianggap kurang informasi. Santri memiliki keistimewaan dengan kemampuannya yang multi talent Dan memberikan warna tersendiri bagi masyarakat Indonesia. 

Sweet home, 24/10/2022

Selamat hari santri 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun