Pos Jokowi terbakar, atau dibakar? Belum ada kejelasan. Yang jelas ada properti milik pendukung Jokowi yang musnah, seperti meja dan daftar pendukung. Siapa pelakunya? Murni kecelakaan atau kesengajaan? Dari pihak lawan atau pihak sendiri? Atau dari pihak yang pengen kisruh aja dan memancing keributan?
Dalam iklim panas menjelang pilpres ini, isu sensitif seperti kebakaran memang cepat memancing reaksi yang, bila tidak segera dikendalikan, akan menyebar meluas dan berpotensi memecah belah. Siapa yang diuntungkan? Saya tidak melihat ini hal yang menguntungkan, atau merugikan. Hanya memang, komentar dan sikap terhadap peristiwa tersebut justru yang menjadi pertimbangan beberapa orang untuk memilih atau tidak memilih.
Mari kita lihat fakta-fakta dan kemungkinan penyikapan serta reaksi masyarakat atas peristiwa tersebut.
Fakta:
1. Pos Jokowi terbakar
2. Saksi, masyarakat setempat, bilang ada api sekitar pukul 2.30 dinihari.Lalu terlihat oleh pengurus dan segera dipadamkan
3. Ada beberapa properti yang terbakar
Penyikapan
1. Komentar 1: "pembakaran ini adalah kampanye hitam yang keji". Ini politik dizalimi. Tujuannya jelas mencari simpati. Sekaligus menyatakan si pelaku adalah bukan mereka.
2. Komentar 2: "yang membakar boleh jadi mereka sendiri". Ini politik menuduh pihak yang terbakar menzalimi diri sendiri. Tujuannya jelas menuduh, belum ada kejelasan dari pihak berwajib kok berani bikin isu. Untuk kedalam, tujuannya memperkuat barisan sendiri sekaligus membingungkan barisan lawan. Pihak yang disasar adalah swin voters yang belum menentukan keberpihakan.
3. Komentar 3: "serahkan kasusnya pada pihak berwajib, tidak usah terpancing." Ini komentar pendekatan hukum, sekaligus penyerahan kasus ke pihak yang tepat. Netral untuk semua pihak.