Mohon tunggu...
Annas Eka Wardhana
Annas Eka Wardhana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hotel Kartika Wijaya Riwayatmu Kini

13 Mei 2020   10:51 Diperbarui: 13 Mei 2020   10:50 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Situsbudaya.id

“Ruangan yang saat ini jadi ruang operator dulu adalah ruang praktiknya. Sedangkan lobi adalah sebagai ruang tunggu. Sedangkan bagian kanan dan kiri bangunan adalah pabrik tenun tradisional,” jelas FO Manager and Marketing Manager Kartika Wijaya Heritage Hotel Tovid Agus Ivandi.

Bangunan ini juga sempat diambil alih Jepang saat zaman penjajahan Jepang. Keluarga Tjoa pun pergi meninggalkan Kota Batu. Saat itu, bangunan yang terletak di Jalan Panglima Sudirman 127 Batu ini kemudian dijadikan kamp intenir orang-orang Belanda di Batu. “Sempat juga jadi markas tentara Belanda saat agresi militer ke II,” ujar Tovid. 

Setelah Agresi Militer II diketahui ruang bawah tanah Hotel Kartika Wijaya yang terletak tepat di bawah lobi merupakan tempat persembunyian dan tempat penyimpanan senjata. Terakhir, villa keluarga Sarkies ini dimanfaatkan oleh Kodam V Brawijaya dan dikukuhkan sebagai milik tentara berdasarkan surat keputusan tertanggal 16 Juli 1973 bernomor No. Skep/144-4/VIII/1973. 

Bangunan ini kemudian dikelola oleh PUSKOPAD A DAM V Brawijaya berdasarkan surat keputusan bernomor No. Skep/26/XII/1985 pada 23 Desember 1985. PUSKOPAD A DAM V Brawijaya menjalin kerjasama dengan PT Kartika Indah Malang. 

Dari sinilah pembangunan dan alih fungsi bangunan menjadi hotel dimulai dan diberi nama Hotel Kartika Wijaya yang kemudian diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Wahono pada 18 November 1986.

Sumber Gambar: Tripadvisor
Sumber Gambar: Tripadvisor

Dan kini Hotel Kartika Wijaya masih menjadi hotel favorit bagi para pelancong dari luar Kota Batu yang ingin berlibur ke Kota Batu. Keunikan dan nilai sejarah inilah yang terus dimanfaatkan oleh pihak pengelola hotel sehingga membuat wisatawan ingin menginap di hotel tersebut.

Sumber Referensi :

Sunjayadi Achmad. Pariwisata di Hindia Belanda (1891-1942). KPG, 2019.

H.Kodhyat. Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia. 1996.

Hanas, Imron dan Nurhadi Sasmita. “Mengembangkan Pariwisata Membangun Kota: Kota Batu, 2001-2012”. Artikel Ilmiah Mahasiswa, 2014.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun