Penanaman olimpisme untuk membangun semangat perubahan
Lingkup olimpisme itu luas, setelah membahas olimpisme dalam masyarakat global, kepemimpinan strategik, dan dalam memahami wahana budaya. Selanjutnya dibahas lagi mengenai “penanaman olimpisme untuk membangun semangat perubahan”.
Perubahan. Apa yang dipikirkan ketika kalimat tersebut diucapkan? Power ranger -_- “. Perubahan pada kehidupan nyata tidak semudah difilm power ranger dimana ketika anda berkata “berubah” seketika itu pula anda berbeda bentuk, bukan itu. Tapi perubahan itu ada sebuah pergeseran, ada sebuah keinginan kuat, ada kesusahan, dan ada tekanan. Perubahan itu seharusnya menjadikan kita lebih baik, berubah itu ada prosesnya, dan bukan proses yang sebentar dan mudah. seperti halnya ulat, tidak banyak orang menyukai ulat, bahkan lebih sering orang menjatuhkannya, menghinanya tapi ketika ulat tersebut berubah menjadi kupu-kupu yang cantik berapa banyak orang yang memujinya. Proses perubahan ulat menjadi kupu-kupu itu butuh waktu yang cukup lama dan tidak semudah yang difikirkan. Ulat itu harus bersembunyi, berdiam diri, mengurung diri menjadi sebuah kepompong. Di fase kepompong itu ulat harus melewati tantangan yang begitu berat. Dan tidak semua ulat juga berhasil untuk berubah menjadi kupu-kupu. Bisa jadi ada tangan-tangan nakal merusak kepompong, atau ulat tersebut yang tidak sanggup melewati prosesnya.
Perubahan itu akan terjadi sebagaimana kita kuat untuk melewati prosesnya.
Perubahan bukan hanya didapat dari dalam diri. Tapi lingkungan dan orang - orang terdekat pun dapat mempengaruhi kita untuk berubahBahkan dari kata-kata pun dapat menggerakkan hati kita untuk berubah. Jadi, siapkan mata dan hati agar terus mampu menangkap electron-elektron perubahan.
Perubahan secara global
Perubahan itu tidak terbatas lingkupnya, bisa diri ita yang berubah, lingkungan, dunia dalam sector ekonomi, teknologi, politik ataupun social, bahan alam semestapun tercipta dengan segala perubahannya.
Hanya saja bagaimana kita menyikapi perubahan tersebut. Karena tidak semua perubahan baik untuk kita ikuti.
Pakar berkata
“Kekuatan Otak” (brain power) kini lebih berperan daripada “Kekuatan Otot” (brute power)
Sumber daya ekonomi tidak lagi muncul dari “kekayaan alam” tetapi dari “kekayaan pola pikir” (Jhon Schuly).
Sebenarnya idak ada negara/perusahaan yang “bangkrut”, yang ada adalah “tersingkir” atau kalah bersaing (Peter Drucker).
“Know more” kini lebih berperan dari pada “have more” (Brian Tracy).
Peringatan orang-orang bijak dalam menyikapi perubahan
Charles Darwin (1859):
“Bukan dari ukuran besar ataupun kecil yang akan mampu bertahan, melainkan dari yang mampu lebih cepat beradaptasi.
Charles Handy (1997):
“Kita akan membuat kesalahan bila kita beranggapan bahwa masa depan adalah kelanjutan masa lalu… sebab masa depan itu akan sangat berbeda dengan masa lalu. Kita harus meninggalkan cara lama agar kita sukses menghadapi masa depan.
Michael Hammer (1997):
“Kalau kita merasa diri kita hebat, kita akan binasa. Sukses di masa lalu tidak menjamin sukses di masa depan. Formula sukses di masa lalu akan jadi penyebab kegagalan di masa depan
Intinya perubahan adalah sebuah tuntutan.karena perubahan itu pasti terjadi dan KITA harus SIAP mengikuti. Bukan saya yang berkata begitu, namunbeberapa ayat di Alquran mengingatkan kita untuk siap menghadapi perubahan
“ Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka akan mengubah keadaan yang ada pada mereka sendiri “ (Surat Ar-ra’ad :11)
Sesuai Fitrahnya Manusia Diciptakan Sempurna, Sebagai Bekal Dalam Menghadapi Perubahan Dalam Kehidupannya ….“Sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia dalam bentuk yang Sebaik baiknya.” (Surat At’ tiin : 4)
Untuk Menghadapi Kehidupan Didunia, Manusia Perlu Belajar…..
“Bacalah !! Tuhanmulah yang maha pemurah yang mengajar dengan perantaraan kalam” (Surat Al’alaq : 3-4)
Bagaimana sikap kita menghadapi perubahan?
Kita harus menanamkan sikap antisipatif untuk melawan perubahan. Kita harus mempunyai Kesadaran diri, perencanaan yang baik, orientasi jangka panjang, agar hasil yang dicapai adalah maksimal. Jangan reaktif yaitu Respon spontan karena tuntutan, perencanaan mendadak, orientasi jangka pendek, yang ada nantinya kita stress dan hasil yang dicapai minimal-optimal. Apalagi sikap terpaksa yaitu Terpaksa dilakukan,manajemen krisis,orientasi penyelamatan, nantinya kita akan chaos/depresi dan hasil yang dicapaipun minimal.
Berubahlah, berubah untuk lebih baik, berubah walau dengan paksaan, jangan terlalu repot memikirkan untuk mengubah dunia. Tapi ubahlah dari dirimu sendiri. Jika sudah merubah diri, ubah dunia.
Kenapa harus repot-repot berubah?
Karena hidup adalah perjuangan, nasib yang terjadi bukan sebuah kebetulah tapi pilihan kita, sukses dan kebahagiaan tidak dating begitu sja atau didapat dari pemberian tapi kita ciptakan. Tanpa keinginan, perubahan perjuangan kesuksesan akan sulit kita dapatkan, pikiran kita adalah kunci keberhasilan dan Keyakinan adalah yang mendasari perubahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H