Mohon tunggu...
Anna Nofita
Anna Nofita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Hobi: Segala hal tentang seni.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi Mental Illness dengan Agama

27 Oktober 2022   13:07 Diperbarui: 27 Oktober 2022   13:10 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MENGATASI MENTAL ILLNESS DENGAN AGAMA

Agama adalah suatu ajaran dimana setiap pemeluknya dianjurkan untuk selalu berbuat baik. Seluruh penganut agama yang meyakini agama yang dianutnya akan senantiasa melaksanakan segala hal yang ada dalam ajaran agama tersebut. Manusia tidak bisa dilepaskan dengan agama, oleh karena itu agama dan manusia berhubungan sangat erat sekali. Ketika manusia jauh dari agama, maka akan ada kekosongan dalam jiwanya. Mereka yang tidak beragama meskipun kebutuhan material mereka terpenuhi, namun kebutuhan batinnya tidak, maka mereka akan lebih mudah terkena penyakit hati (gangguan kesehatan mental). Penyakit jiwa yang melanda manusia yang tidak beragama akan senantiasa menghantui mereka. Biasanya ketika mereka mendapatkan persoalan hidup mereka akan mudah putus asa dan akhirnya akan melakukan penyimpangan atau tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma-norma mereka. Berbeda dengan seseorang yang beragama, mereka akan senantiasa melakukan segala sesuatu sesuai dengan ajaran agama dan ketika mereka lupa tidak melaksanakan rutinitas dalam beribadah, mereka akan cenderung merasa bersalah sehingga mereka akan mengembalikan segala macam permasalahan dalam kehidupannya kedalam ajaran agama. Dalam ajaran agama Islam, Al-Quran dapat berfungsi sebagai Al-Syifa atau obat untuk menyembuhkan penyakit fisik maupun rohani, tidak sedikit ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang menjelaskan tentang kesehatan, salah satunya mengenai ketenangan jiwa (kesehatan mental) yang dapat dicapai melalui dzikir (mengigat) Allah seperti halnya yang terdapat dalam surah Ar-Ra'd ayat 28.

 

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram". 

 Unsur utama dalam beragama adalah Iman atau percaya kepada keberadaan Allah dengan sifat-sifat-Nya, diantaranya: Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun, Maha Pemberi, Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Kuasa, Maha Besar, Maha Suci serta nilai-nilai lebih/Maha yang lainnya. Oleh karena itu, orang yang merasa dirinya dekat dengan Allah, akan timbul rasa tenang dan aman yang merupakan salah satu ciri sehat mental.

Hubungan Agama dan Kesehatan Mental

Peran agama itu tentunya tidak lepas dari pada unsur kesehatan, karena sebagaimana yang telah diketahui dalam agama Islam banyak sekali ajaran-ajaran agama Islam yang membicarakan tentang keutamaan menjaga kesehatan baik badan, tempat tinggal, tempat ibadah dan kesehatan mentalnya. Kesehatan merupakan suatu kenikmatan yang amat penting dalam kehidupan, baik kesehatan jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, hubungan antar kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap penyerahan diri seseorang. Sikap tersebut, yang akan memberikan sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan seperti rasa bahagia, rasa senang, puas, sukses, merasa dicintai atau rasa aman. Ajaran agama mewajibkan penganutnya untuk melaksanakan ajaran secara rutin. Bentuk dan pelaksanaan ibadah agama paling tidak akan ikut berpengaruh dalam menanamkan keluhuran budi pekerti yang akan menimbulkan rasa sukses sebagai pengabdi Tuhan yang setia. Tindakan ibadah setidaknya akan memberikan rasa bahwa hidup menjadi lebih bermakna dan manusia memiliki kesatuan jasmani dan rohani secara tak terpisahkan.

Pengaruh Agama terhadap Kesehatan Mental pada remaja

Banyaknya dampak dari permasalahan kesehatan mental pada remaja mengakibatkan perlunya penanganan yang tepat terhadap masalah kesehatan mental remaja. Masa remaja adalah salah satu masa yang paling penting dalam perkembangan hidup seorang manusia dimana dalam tahap ini tiap remaja pasti ingin melewati masa tersebut dengan tentram dan bahagia. Gangguan mental pada remaja dapat mempengaruhi kondisi pikiran, perasaan dan mood seseorang. Selain itu, gangguan mental juga berpengaruh terhadap fungsi sehari-hari individu dan kemampuan individu tersebut dalam berinteraksi dengan orang lain, penggunaan obat-obatan terlarang bahkan apabila tidak ditangani gangguan kesehatan mental dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan kejiwaan. Salah satu hal yang dapat meningkatkan daya tahan seseorang dari ketidaksehatan mental adalah agama. Agama pada dasarnya merupakan kebutuhan pokok manusia karena hanya agamalah yang mampu memberikan solusi atas persoalan yang dihadapi baik secara individu maupun kelompok termasuk didalamnya masalah kesehatan mental sedangkan kesehatan mental adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-prinsip, pengaturan-pengaturan dan untuk mempentingkan kesehatan rohani. Orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dalam rohaninya atau dalam hatinya selalu merasa tenang, aman dan tentram. Orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dalam rohaninya atau dalam hatinya selalu merasa tenang, aman dan tentram. Hubungan antara kejiwaan dan agama dalam kaitanya dengan hubungannya antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap sesuatu kekuasaan terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap Allah. Sikap pasrah akan memberikan sikap optimis pada diri seseorang hingga muncul perasaan positif seperti rasa bahagia, rasa senang, puas, sukses, merasa dicintai atau rasa aman.

Agama dalam Mengatasi Mental Illness

Pelaksaan agama dalam kehidupan sehari-hari dapat membentengi seseorang dari gangguan jiwa dan dapat pula mengembalikan kesehatan jiwa bagi orang yang gelisah karena kegelisahan-kegelisahan dan kecemasan-kecemasan yang tidak berujung itu, umumnya datang dari ketidakpuasan atau kekecewaan, sedangkan agama dapat menolong orang untuk menerima kekecewaan sementara dengan jalan memohon ridho Allah dan terbayangkanlah kebahagiaan yang akan dirasakannya di kemudian hari. Sholat, doa-doa dan permohonan ampun kepada Allah, semuanya merupakan cara-cara pelegaan batin yang akan mengembalikan ketenangan dan ketentraman jiwa kepada orang-orang yang melakukannya, semakin dekat seseorang dengan tuhannya dan semakin banyak ibaadahnya, maka akan semakin tentramlah jiwanya serta semakin mampu ia menghadapi kekecewaan dan kesukaran-kesukaran dalam hidup dan demikian pula sebaliknya, semakin jauh orang itu dari agama akan semakin susahlah baginya untuk mencari ketentraman batin. Agama berfungsi sebagai terapi gangguan kejiwaan, maka agama memberikan jalan untuk mengembalikan ketenangan batin dengan minta ampun kepada Allah, seperti melaksanakan perintah-perintah agama dalam kehidupan sehari-hari contohnya sholat, doa-doa dan permohonan ampun kepada Allah dapat membentengi orang dari gangguan kejiwaan serta dapat mengembalikan kesehatan jiwa bagi orang yang gelisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun