Kejutan, itulah kata yang menggambarkan Reshuffle Jilid 2 Kabinet Kerja Jokowi. Ada 2 kejutan besar :
1. Kembalinya Sri Mulyani
Seperti yang telah diprediksi di tulisan sebelumnya, syukurlah super kebetulan beliau ada di Indonesia menjadi kenyataan (masuk kabinet kerja). Seperti yang kita baca di media, sambutannya luar biasa, bursa saham melonjak menyambut gembira.
Salut untuk Pak Jokowi yang berhasil membuat beliau mau turun gunung kembali, bisa dikatakan hasil kerja keras 2 tahun mengobok2 "beringin" hingga akhirnya bertekuk lutut, hehe. DPR mendukung (kriminalisasi hilang), tax amnesty di tangan, ekonom manapun pasti kepincut ingin turut serta mensukseskan tax amnesty, karena ini program yang terjadi puluhan tahun sekali, dan bila sukses efeknya luar biasa bagi negara.
2 hal yang menarik disini :
- Jokowi berani dicaci maki dan diplintir haters karena memilih Sri Mulyani demi negaranya selamat dari badai ekonomi yang didepan mata.
- Sri Mulyani mau pulang membantu, sedikit banyak artinya dia "pendukung" Jokowi, atau setidaknya sepandangan, haters dijamin tidak mau pulang bantu lawannya, hehe...
2. Selamat tinggal Anis Baswedan
Nah kalau yang 1 ini tidak kalah bikin terkejut, seseorang yang kita pikir "the untouchable" karena ketua tim sukses Jokowi, ternyata bisa dicopot juga. Apalagi bila kita membaca di media, dicopot mendadak tanpa penjelasan 4 mata. Tentu Pak Anies kecewa berat, mendikbud adalah posisi puncak untuk memperbaiki pendidikan, dan tentu tidak menyangka juga capres yang dibela mati-matian, tega mencabut impiannya.
Wah terasa kejam banget, hehe, penulis rasa itulah yang membuat shock masyarakat, ga nyangka aja, bukan karena kinerja baik/tidak, karena maaf dikata, menurut penulis, Pak Anies 2 tahun ini tenggelam dalam birokrasi, tidak sesuai harapan kita yang tinggi terhadap beliau. Yang dihasilkan meskipun baik (menghapus UN, MOS, antar anak sekolah), tapi itu hanya butuh selembar kertas keputusan, yang bisa dikerjakan hanya dalam beberapa menit/hari.
Singkatnya, beliau memang lebih cocok di LSM, daripada di birokrasi. Bila ada suara sumbang mengatakan Jokowi takut Anies nyapres, mungkin saja, karena politik tidak ada kawan/lawan, dengan dicopot sekarang, mau tidak mau Anies membantah dirinya punya ambisi 2019 = kita lihat saja kekonsistenan bantahan beliau, hehe.