Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo-pun "menyalahkan" Pemerintahan yang Lalu..

27 Agustus 2015   13:03 Diperbarui: 3 November 2015   08:46 1941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Rupiah Melemah, sumber gambar : www.liputan6.com"][/caption]

 

Yup itulah yang terjadi sekarang, karena dollar tembus Rp 14.000,  semua pihak saling menyalahkan di media, di kompasianapun mulai bermunculan artikel-artikel saling menyalahkan, yang tentu didominasi oleh Jokowi haters dan lovers.

Mati kita mencari semua ini kesalahan siapa, dimulai dari judul yang panas di atas. Berikut adalah link wawancara Prabowo dengan TvOne https://www.youtube.com/watch?v=1ZqZRwvKMBA 

Dalam wawancara tersebut, Prabowo mengatakan fundamental ekonomi Indonesia memang belum kuat, dan beliau menyoroti swasembada pangan dan kemandirian energi yang sudah 12 tahun ini menjadi perhatian Prabowo, tetapi selama ini diabaikan oleh pemerintah. 

Bila kita mendengar pernyataan di atas, kira2 Prabowo ingin mengatakan salah pemerintahan yang mana ya? hehehe...

Tidak dapat dipungkiri, bahwa efek dari "pembiaran" impor pangan, tidak dibangunnya kilang minyak dst selama bertahun2, membuat kita sangat bergantung pada dollar. Begitu dollar naik Rp 14.000, maka rakyat hingga yang kelas paling bawah menjerit dikarenakan beras, kedelai bahan tahu tempe, jagung, pakan ternak, pakan ikan dst semua naik.

Kurang lebih intinya, yang membuat fundamental ekonomi kurang kuat adalah impor impor impor !

Karena semua impor, maka kita sangat bergantung dengan dollar, sedangkan dollar bergantung dengan situasi global. Situasi global saat ini memang harus diakui banyak kejutan, bagi orang yang mengatakan terlalu banyak kambing hitam yang ditangkap oleh Jokowi, sebaiknya kita harus subyektif juga, bahwa kambing hitam itu memang ada dimana2!

Siapa yang menyangka perdana menteri yunani akan mundur dan menjadi krisis? siapa yang menyangka yuan akan didevaluasi dan siapa yang menyangka korea utara dan selatan akan memanas kondisinya? siapa yang menyangka pm malay kena kasus? itu semuanya memang di luar dugaan, satu-satunya yang masih di dalam dugaan adalah kenaikan the FED yang sekarang semakin tidak pasti.

Kondisi krisis ini sebenarnya sudah diprediksi sejak lama, di kalangan pebisnis, sejak 3 tahun yang lalu sudah menyadari kemerosotan harga komoditas (karet, sawit, batubara, dll) yang merupakan pendapatan utama dan penopang pertumbuhan ekonomi indonesia selama ini. Defisit sudah terjadi sejak 3 tahun lalu, dan rencana kenaikan the FEDpun sudah mulai diantisipasi sejak dulu, karena itu pula dollar terus turun hingga 12ribuan pada Oktober 2014.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun