Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Paham ISIS Dibalik Ide Rush Money 2511?

18 November 2016   19:40 Diperbarui: 19 November 2016   05:49 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RushMoney2511, sumber gambar : dakwahmedia.net

Huahahahaha, itu respon pertama kawan penulis saat mendengar ide gerakan rush money 2511, kenapa? Berikut cuplikan percakapan kami (P=penulis, K=kawan penulis) :

K : huahahaha, gile tuh yang bikin ide rushmoney2511, lugu dan lucu banget.

P : kenapa lucu dan lugu?

K : yang bener aja man, logikanya saja, bukannya kelompok mereka (pencetus ide) itu yang sering komplain "katanya" ekonomi Indonesia 80% dikuasai etnis tertentu dan asing. Lha sudah tahu 80% dikuasai mereka, seandainya kita berhasil menarik FULL dana 20% saja saat 25.11, lalu apa yang terjadi bila para konglo itu  membalas dengan menarik dananya yang 80%? Hahaha...

P : tidak bisa dibayangkan, 20% saja berpotensi kacau, apalagi +80%, babak belur Indo.

K : nah mikir logis dikit donk, wong IHSG begitu asing ngacir 2 hari karena trump effect saja langsung terjun bebas, kalau asing keluar semua dari IHSG, bisa jadi 1000 tuh IHSG, balik ke zaman belanda, hahaha.

Belum lagi rupiah yang pasti terjun bebas bisa saja 10x lipat seperti 98, harga beras jadi Rp 100.000/kg, rakyat miskin menderita tidak bisa makan, kekacauan dimana-mana.

Akhirnya? Nyerah dan minta bantuan Asing-aseng, seperti Zimbabwe yang akhirnya pake yuan (mata uang China), hahaha

P : waduh, jadi rush money malah langkah tercepat untuk menyerahkan diri ke asing donk?

K : ya jelas donk, dimana ada kekacauan, asing berpesta pora.

Lebih konyolnya duit ditarik hanya untuk dipindah ke bank syariah, bukannya sama saja muter-muter duitnya di Bank Indonesia? Apanya yang rush, kalau duitnya balik ke Bank Indonesia? Hahaha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun