Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Optimis Pemimpin KPK yang Baru Pasti Topcer!

21 Desember 2015   18:33 Diperbarui: 22 Desember 2015   07:56 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pimpinan KPK 2015-2019, sumber gambar : detik.com"][/caption]

Baru saja baca artikel mas Ken Hirai DISINI tentang menulis artikel optimisme, langsung saja diimplementasikan (ssst. meski belum diundang Pak Jokowi, tetap boleh menulis optimisme bukan?), hahaha...

Ok langsung saja, sasaran optimisme kita kali ini adalah 5 pemimpin KPK baru yang dilantik hari ini.

Di tengah gelombang pesimisme akan pimpinan KPK yang baru inii, penulis justru berbeda, sangat optimis karena baru kali ini pemimpin KPK memahami betul apa itu korupsi dan juga memahami solusinya, apa itu? PENCEGAHAN!

Lho kok bisa?

 

Analoginya sederhana saja, seandainya Indonesia ini sebuah bank besar dengan harta berlimpah, tentu sistem transaksi seperti internet banking dll dibuat dobel bahkan triple aman sehingga tidak bisa dijebol, bukannya sengaja dibuat banyak celah, lalu pura-pura menangkap 1-2 orang penjebol...

bisa bangkrut tuh bank, dan ingat, sekarang sudah tidak ada blbi, hahaha...

Hal ini berbeda dengan pemberantasan yang terjadi selama 12 tahun ini, yang maaf, nyaris tanpa arti = percuma, karena:

  1. Koruptor hanya didenda sedikit, biaya penyelidikan saja jauh lebih besar daripada denda yang diberikan, seharusnya koruptor dihukum membayar minimal 2-3x yang di korupsi, biaya penyelidikan dan biaya hidup selama dia di bui.
  2. Bui ringan, hanya 2-5 tahun, itupun kena diskon 50% kelakukan baik dimana semua koruptor pasti dapat remisi karena mereka sopan2. Seandainya ini bisa minimal 10tahun tanpa remisi/diskon, baru efek jera terjadi dan pemberantasan korupsi tidak percuma.
  3. Masuk bui tapi orangnya ke bali, nah loh, terus ngapain coba kita menangkap koruptor? 

 

Korupsi terbesar itu terjadi justru sebelum dia tercatat menjadi PENDAPATAN NEGARA, bukan setelah masuk APBN, setelah masuk apbn itu memang banyak yang menggerogoti, tapi itu sudah sisa-sisa dan bagian tikus-tikus kecil, hehe...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun