[caption caption="Ironi Pita Hitam Dokter, sumber gambar : tempo.co"][/caption]
Membaca artikel DISINI, tentang kampanye pita hitam oleh para dokter di Hari Kesehatan Nasional karena meninggalnya seorang dokter muda di pedalaman...
bukannya empathy yang penulis rasakan, tetapi ironi...
pak/bu dokter, dimana pita hitam Anda saat jutaan rakyat miskin meninggal karena obat tidak terjangkau yang 30-40% karena praktek komisi dunia farmasi dan kedokteran?
pak/bu dokter, dimana pita hitam Anda saat antibiotik/obat disalahgunakan besar-besaran dimana Anda sendiri mengakui realita ini tetapi cenderung diam?
pak/bu dokter, dimana pita hitam Anda saat keluarga pasien malpraktek menangis, pingsan meratapi keluarga/anak mereka yang meninggal?Â
pak/bu dokter, dimana pita hitam Anda saat banyak pasien ditolak pertolongan pertama UGD sehingga cacat tetap/meninggal karena tidak punya uang muka?
pak/bu dokter, dimana pita hitam Anda saat bayi kami disandera RS karena kami belum melunasi biaya melahirkan?
pak/bu dokter, dimana pita hitam Anda saat warga terpencil tidak dapat mengakses faskes selama ini?
pak/bu dokter, dimana pita hitam Anda saat warga desa menjerit tidak ada dokter, karena sebagian besar dari Anda memilih praktek di kota yang gemerlap?
Pita hitam itu hanya muncul bila rekan rejawat Anda yang tidak dapat mengakses faskes, keluarga Anda yang jadi korban malpraktek, gaji dokter PPT kurang, dst...?