Salah satu agenda kunjungan delegasi DPP Partai Golkar yang terdiri dari 13 orang saat memenuhi undangan Partai Komunis Tiongkok (PKT) atau Communist Party of China (CPC) adalah berkunjung dan meninjau "Sekolah Partai". Apa sebenarnya yang dimaksud "Sekolah Partai"? Dan, Apa tujuan PKT mendirikan dan "menyekolahkan" kader-kadernya disini?
Semua itu terjawab saat bertemu dengan Bapak Zhu Xuebing, Dekan Sekolah Partai PKT tingkat propinsi Jiangsu. Pertemuan berlangsung di Sofitel Galaxy Hotel, Nanjing selasa (23 Agustus 2016). Pertemuan formal ini dipimpin oleh Deputi Dirjen Kantor Hubungan Luar Negeri Pemerintah Tiongkok untuk propinsi Jiangsu; Ibu Yang Jing. Sementara delegasi Partai Golkar dipimpin Wasekjen Tubagus Ace Hasan Syadeli.
Pertama sekali, Zhu Xuebing minta maaf karena diskusi tidak bisa berlangsung di Sekolah Partai karena sedang libur musim panas. Tapi beliau berjanji akan mengajak kader-kader muda Golkar ini berkunjung dan meninjau kompleks Sekolah Partai setelah pertemuan. Apalagi, Sekolah Partai PKT di Nanjing ini adalah salah satu yang terbaik di Tiongkok.
Dengan 180 pengajar yang didukung sekitar 500 staf, ribuan kader baru dicetak tiap tahunnya lewat berbagai pembinaan dan pendidikan sesuai kebutuhan. Komplek Sekolah Partai seluas 133.000 meter ini dilengkapi dengan gedung pertemuan, perpustakaan, mess hingga sarana olahraga seperti pusat kebugaran, kolam renang, lapangan basket hingga lapangan sepakbola. Penataan arsitektur dikombinasi dengan taman yang asri membuat komplek ini nyaman untuk ditinggali meski dalam waktu lama.
Zhu memaparkan bahwa sekolah partai PKT ada di 5 tingkatan; Nasional, propinsi, kabupaten/ kota, distrik hingga grassroot (akar rumput). Kurikulum ditentukan berbeda di tiap tingkatan maupun disesuaikan kebutuhan, jadi durasinya pun beragam. Ada yang 1, 2 bahkan 3 bulan lamanya. Tapi untuk tema-tema tertentu, sekolah partai melaksanakannya dengan durasi 3-5 hari.
Kelas yang dibuka ada 2 jenis, yaitu penguatan atau pemantapan untuk kader-kader lama maupun pelatihan dan pembinaan untuk kader-kader baru maupun umum, seperti pengusaha maupun pegawai pemerintahan. Pelatihan dan pembinaan ini tidak hanya berlangsung dalam bentuk pengajaran dan diskusi dalam ruangan kelas, tapi juga dalam bentuk field trip untuk menyerap langsung aspirasi masyarakat dan masalah sosial ekonomi yang terjadi di tingkat terendah. Ini selain untuk menambah wawasan keilmuan juga untuk meningkatkan empati kader yang berprinsip "melayani rakyat".
Meski tidak resmi berbentuk institusi, tapi materi-materi yang diberikan cukup bernas dan disampaikan oleh para pakar yang mumpuni. Selain diberikan materi tentang kegolkaran, mereka juga dibekali kompetensi umum, seperti public speaking, teknik kampanye hingga manajemen opini dan isu aktual.
Selesai pemaparan, pertemuan formal ditutup dengan jamuan makan siang bersama. Kader-kader muda Golkar, khususnya yang bernaung dibawah Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) sudah tak sabar untuk segera meninjau Sekolah Partai yang dimaksud. Karena, AMPG juga bermaksud membuat Sekolah Partai khusus untuk anak-anak muda terutama pelajar dan mahasiswa.
Pengurus Pusat (PP) AMPG yang ikut delegasi ini diantaranya; Andi Nursyam Khalid (Sekjen), Syafaat Perdana (Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri), Saya sendiri; Achmad Annama Chayat (Wasekjen) dan Harumi Putri (Wabendum Bidang Hubungan Luar Negeri). Sepertinya, AMPG sudah tak sabar ikut menghasilkan kader-kader terbaik Partai Golkar demi mewarnai dinamika politik Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H