Mohon tunggu...
Achmad Annama
Achmad Annama Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Suami Dokter Merry - Abah Hana & Rayyan | Backpack Traveler & Ghost Writer | NU Garis Lurus | Wasekjen PP AMPG 2016-2020 | Wasekbid Nanglu Cyber DPD Golkar DKI Jakarta 2016-2020 | Wakil Ketua Depidar SOKSI DKI Jakarta 2011-2016 | Sekjen PP KIMPG 2007-2012 | Bendahara PP IPNU 2007-2010 | Alumni D3 Sastra Arab FIB UI 1997 & S1 Komunikasi Massa FISIP UI '2004

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kabinet Golkar yang Muda, Ramping dan Meritokrasi ala Mahyudin

25 Maret 2016   11:50 Diperbarui: 25 Maret 2016   12:03 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Politisi Muda Golkar, Mahyudin "][/caption]

Seperti telah diketahui bersama, politisi muda Golkar; Mahyudin telah mendeklarasikan diri maju menjadi calon ketua umum (caketum) Golkar untuk periode 2016-2021. Salah satu program unggulannya adalah Rebranding, memberikan positioning baru kepada Golkar agar lebih mudah mendekatkan diri pada para pemilih pemula yang jumlahnya meledak beberapa tahun terakhir. Salah satu upaya ke arah tersebut adalah menempatkan anak-anak muda yang kreatif dan selalu berpikirout of the box di sekelilingnya untuk menerjemahkan berbagai misi, visi dan kebijakannya agar ramah di mata dan telinga generasi digital.

Umur Mahyudin yang baru memasuki 45 tahun juga terhitung muda sebagai politisi untuk duduk sebagai Wakil Ketua MPR. Karenanya, dia akan memprioritaskan kader-kader MUDA Golkar yang berkualitas untuk duduk dalam kepengurusan mendatang. Sementara para senior bisa masuk sebagai mentor dan pembimbing untuk menularkan pengalamannya. Sebagian lagi akan masuk ke Dewan Pertimbangan yang akan secara rutin berbagi wawasannya. Kader-kader muda yang diberi kebebasan terbatas ini diharapkan dapat menelurkan berbagai ide inovatif untuk kemajuan Golkar di masa-masa mendatang.

Selain memprioritaskan generasi muda, Mahyudin pun mengusulkan bentuk kepengurusan yang RAMPING. Rekonsiliasi yang mengedepankan semangat kebersamaan bukan berarti harus memasukkan semua orang kedalam kepengurusan. Karena anggota rapat pleno dan rapat harian haruslah mereka yang memiliki banyak waktu untuk menjalankan berbagai program partai. 80-120 orang adalah jumlah yang ideal untuk pengurus DPP Partai Golkar. Kader-kader lain yang tak terakomodir bisa ditampung di organisasi sayap, badan dan lembaga terkait, organisasi yang mendirikan dan didirikan. Sehingga roda organisasi akan berjalan efektif.

Golkar punya Hasta Karya yang terdiri dari 3 organisasi pendiri (SOKSI, Kosgoro 1957, Ormas MKGR) dan 5 organisasi yang didirikan (AMPI, Satkar Ulama, Majelis Dakwah Islam, Alhidayah, Himpunan Wanita Karya). Golkar juga punya 2 organisasi sayap, yaitu Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) dan Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG). Golkar juga punya badan dan lembaga di bidang informasi-komunikasi (BIK), hukum-HAM (Bakumham), kaderisasi (LPK), pemenangan pemilu (LPP) dan banyak lagi. Disinilah kader-kader yang tak tertampung di kepengurusan DPP Partai Golkar bisa mengaktualisasikan diri. Tiada lagi keanggotaan ganda, karena tiap kader hanya diperkenankan memilih 1 organisasi saja. Sistem promosi-degradasi diberlakukan, jadi tiap kader terbaik punya kesempatan untuk masuk ke pengurus harian DPP Partai Golkar.

Tiap orang yang duduk dalam kepengurusan juga akan dinilai berdasarkan sistem MERITOKRASI, tiap orang dinilai sesuai kompetensinya. Sehingga akan ada kompetisi sehat berdasarkan kinerja yang membuat situasi selalu dinamis dan kondusif untuk perkembangan partai baik di pusat maupun daerah. Semua pengurus akan mengeluarkan potensi terbaiknya di posisi masing-masing. Pengurus tak lagi sekedar numpang nama karena punya uang, punya kuasa atau punya kenalan tapi berdasarkan profesionalitas. Inilah keunggulan salah satu visi Mahyudin, calon ketua umum Partai Golkar yang berjiwa muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun