Mohon tunggu...
Achmad Annama
Achmad Annama Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Suami Dokter Merry - Abah Hana & Rayyan | Backpack Traveler & Ghost Writer | NU Garis Lurus | Wasekjen PP AMPG 2016-2020 | Wasekbid Nanglu Cyber DPD Golkar DKI Jakarta 2016-2020 | Wakil Ketua Depidar SOKSI DKI Jakarta 2011-2016 | Sekjen PP KIMPG 2007-2012 | Bendahara PP IPNU 2007-2010 | Alumni D3 Sastra Arab FIB UI 1997 & S1 Komunikasi Massa FISIP UI '2004

Selanjutnya

Tutup

Politik

Inilah Lima (5) Keunggulan Mahyudin Dibanding Caketum Golkar Lainnya

9 Maret 2016   18:33 Diperbarui: 6 Mei 2016   17:00 5619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Mahyudin, Politisi Muda Calon Ketua Umum Golkar (foto koleksi pribadi)"][/caption]Sejak mendeklarasikan diri di Banjarmasin, 13 Februari 2016 lalu, langkah kaki Mahyudin mengayun cepat untuk meraih simpati para kader akar rumput. Dukungan dari pimpinan DPD I maupun DPD II mengalir deras dari berbagai propinsi, kabupaten dan kotamadya. Beberapa berbisik lembut di belakang layar tapi beberapa berani tampil di muka umum; menyampaikan dukungan, memberikan testimoni hingga menitipkan harapan untuk diperjuangkan. Seakan-akan langkahnya takkan terbendung lagi.

Wisnu Suhardono, Ketua DPD I Jawa Tengah mengapresiasi gaya kepemimpinan Mahyudin yang cair namun tegas. Ia juga memujinya sebagai sosok yang paling sedikit dosanya bagi Jawa Tengah. Ratu Tatu Chasanah, Ketua DPD I Banten menyebut Mahyudin kader paling siap memimping Golkar, karena semua kriteria ketua umum ada padanya. Sedangkan Syaff Lubis Ketua DPD II Medan menjuluki Mahyudin sebagai tokoh netral yang dapat mempersatukan semua faksi yang kini berserakan di Partai Golkar. Kenapa para pemimpin Golkar daerah ini berkenan menitipkan kepercayaannya kepada Mahyudin? Tentu saja karena Mahyudin punya banyak keunggulan dibandingkan kandidat lain.

Menurut penulis, setidaknya ada lima (5) keunggulan yang ada pada diri Mahyudin dan tidak dimiliki kandidat lainnya. Pertama, Mahyudin memiliki posisi yang jelas dalam perpolitikan nasional dalam hal ini jabatannya sebagai Wakil Ketua MPR. Pemilihan namanya mewakili Golkar dalam paket pimpinan lembaga tinggi negara tersebut disepakati dalam rapat pleno DPP Partai Golkar dan diperjuangkan dalam paket Koalisi Merah Putih (KMP) bersama Zulkifli Hasan (PAN), EE Mangindaan (Demokrat), Hidayat Nurwahid (PKS) dan Oesman Sapta Odang (Kelompok DPD).

Kedua, Mahyudin bukan kader karbitan! Politisi muda (46 tahun) ini punya jam terbang yang tinggi dengan memulai karir politik dari tingkat bawah. Mahyudin pernah menjabat Sekretaris Pengurus Kecamatan Golkar Sangatta, Sekretaris dan Ketua DPD II Kabupaten Kutai Timur, Ketua DPD I Propinsi Kalimantan Timur hingga kemudian menjadi pengurus DPP Partai Golkar sebagai Ketua Bidang Organisasi dan Daerah (Orda) dan terakhir dipromosikan sebagai Wakil Ketua Umum. Mahyudin pernah menjadi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kutai Timur, Wakil Bupati dan Bupati Kutai Timur serta anggota DPR dari daerah pemilihan (Dapil) Kalimantan Timur selama 2 periode (2009-2019).

Ketiga, Mahyudin adalah kader Golkar yang terhitung bersih dalam dinamika politik. Pernah digosipkan terlibat divestasi saham KPC dan menjadi saksi bagi tersangka; Awang Faroek Ishak. Tapi kasus dibatalkan karena tiada kerugian negara, dana investasi utuh bahkan justru bertambah. Yang paling sering menjadi salah paham adalah Mahyudin dituduh terlibat dan diperiksa KPK sebagai tersangka dalam kasus Hambalang. Padahal, yang dimaksud adalah Mahyudin yang berbeda, yaitu politisi gaek dari Demokrat. Untuk menghindari “godaan korupsi” Mahyudin memilih tidak mengambil posisi apapun di alat kelengkapan dewan (AKD) pada periode 2009-2014 dan menjadi negarawan, aktif di MPR untuk menyosialisasikan empat (4) pilar pada periode 2014-2019.

Keempat, Dekat dengan kader-kader daerah. Posisi Mahyudin di DPP sebagai Ketua Bidang Orda membuatnya harus sering mewakili Ketua Umum untuk menyerap aspirasi dari para pimpinan DPD I dan DPD II, menjaga soliditas Golkar daerah dan memastikan semua sejalan dengan kebijakan DPP Partai Golkar. Kedekatannya bahkan bukan sekedar atasan dengan bawahan tapi sudah seperti saudara dan keluarga. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri dan bisa dikonfirmasi ke kader-kader Golkar di berbagai daerah.

Kelima, Mahyudin termasuk tokoh netral yang dianggap dapat mempersatukan berbagai faksi yang selama ini bertikai. Mahyudin tidak masuk dalam kepengurusan DPP Golkar baik keputusan Munas Bali maupun Munas Ancol. Bersama banyak tokoh lain yang juga netral dan tidak ingin memihak, biasa dijuluki sebagai “Golkar Putih”. Kenetralannya diprediksi membuatnya dipercaya oleh semua pihak sehingga bila terpilih bisa merangkul semua golongan. Mahyudin pun berjanji bila terpilih takkan mudah memecat kader, justru akan memberdayakan semua potensi yang dimiliki kader untuk kejayaan partai Golkar.

Kelima keunggulan yang dimiliki ini dipercaya semakin membulatkan tekad para kader daerah untuk menitipkan amanah di pundak Mahyudin agar terpilih sebagai Ketua Umum dalam Munas yang segera dilaksanakan, sehingga dapat memimpin Partai Golkar 5 tahun kedepan. Hanya Mahyudin, bukan caketum-caketum lain. Karena, Mahyudin untuk Semua!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun