Mohon tunggu...
Nina Najwa
Nina Najwa Mohon Tunggu... -

saya cantik ceria sepanjangg harii

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

All About Thought Filsafat Martin Heidegger

8 Desember 2013   09:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:11 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Being and Time And Introduction to Metaphysics Martin Heidegger

oEksistensialisme Menurut Martin Heidegger

Martin Heidegger (1889-1976) di lahirkan di Baden, Jerman, dan mempunyai pengaruh besar terhadap beberapa filosof di Eropa dan Amerika Selatan. Ia menerima gelar Doktor dalam bidang filsafat dalam bidang filsafat dari universitas Freiburg di mana ia mengajar dan menjadi asisten Edmund Husserl (pencetus fenomenologi). Menurut M. Heiddegger, eksistensialisme lebih dikenal sebagai bentuk gaya berfilsafat, pokok utamanya adalah manusia dan cara beradanya di tengah-tengah makhluk lainnya. Heidegger dianggap mempunyai pengaruh yang besar atau tidak dapat diabaikan terhadap eksistensialisme. Ia berusaha mengartikan makna keberadaan  atau apa artinya bagi manusia untuk berada. Pertanyaan ini adalah salah satu pertanyaan mendasar dalam cakupan wilayah ontologi (ajaran tentang yang berada) Karangannya yang sangat berkesan ialah Being and Time dan Introduction to Metaphysics. Kebanyakan tulisannya membahas persoalan-persoalan seperti “What is being?” (apa maknanya bila suatu entitas dikatakan ada?), “Why is there something rather than nothing at all?” Begitu juga judul-judul tentang eksistensi manusia, kegelisahan, keterasingan, dan mati.

Heidegger sangat kritis pada manusia pada zaman sekarang. Manusia yang hidup pada zaman modern hidup secara dangkal dan sangat memperhatikan kepada benda, kuantitas, dan kekuasaan personal. Manusia modern tidak mempunyai akar dan kosong oleh karena telah kehilangan rasa hubungan kepada wujud yang sepenuhnya. Benda yang konkrit harus ditingkatkan, sehingga manusia itu terbuka terhadap keseluruhan wujud. Hanya dengan menemukan watak dinamis dari eksistensilah, manusia dapat diselamatkan dari kekacauan dan frustasi yang mengancamnya. Seseorang hanya hidup secara otentik sebagai suatu anggota dari kelompok yang hanya tergoda dengan benda-benda dan urusan hidup sehari-hari. Tetapi, jika ia mau, manusia dapat hidup secara otentik dan memusatkan perhatiannya pada kebenaran  yang ia dapat mengungkapkannya, menghayati kehidupan dalam contoh kematian, dan begitu memandang hidupnya dengan perspektif yang  baru.

oBeberapa Sifat Eksistensialisme

1.Eksistensialisme pada dasarnya adalah gerakan protes terhadap filsafat barat tradisional dan masyarakat modern.

2.Eksistensialisme menolak untuk untuk bergabung kepada sesuatu aliran. Mereka menolak watak teknologi totalitarianisme yang impersonal.

3.Eksistensialisme membahas soal-soal kedudukan yang sulit dari manusia.

4.Eksistensialisme menekankan kesadaran “ada” (being), dan eksistensi. Nilai kehidupan Nampak melalui pengakuan terhadap individual, yakni “I” (aku) dan bukan “It”.

5.Eksistensialis percaya bahwa tak ada pengetahuan yang terpisah dari subjek yang mengetahui. Kita mengalami kebenaran dalam diri kita sendiri. Kebenaran tak dapat dicapai secara abstrak. Oleh karena itu, eksistensialis menggunakan bentuk-bentuk sastra dan seni untuk mengekspresikan perasaan dan suasana hati.

6.Eksistensialisme menekankan individual, kebebasannya dan pertanggungjawabannya.

7.Seperti Nietzsche, Sartre mengingkari adanya Tuhan. Manusia tidak diarahkan; ia menciptakan kehidupannya sendiri dan oleh sebab itu ia bertanggung jawab seluruhnya atas pilihan-pilihannya

Jadi dpat kita simpulkan bahwa,eksistensialisme merupakan suatu gerakan protes dan berontak terhadap filsafat  Barat tradisional dan masyarakat modern terhadap pemecahan masalah yang dilakukan mereka. Aliran eksistensialis cenderung menolak watak teknologi dan totalitarianisme yang yang impersonal. Dan lebih menekan individual, kebebasan dan pertanggungjawabannya. Eksistensialis percaya bahwa tak ada pengetahuan yang terpisah dari subyek yang mengetahui. Kita mengetahui kebenaran yang ada dalam diri kita sendiri dan kebenaran tidak capai secara abstrak. Oleh karena ditu, eksistensialis menggunakan bentuk-bentuk sastra dan seni untuk mengekspresikan perasaan dan suasana hati

“kematian manusia menurut martin heidegger”

Kematian dan kehidupan merupakan dua kaitan yang tidak bisa di pisahkan, kedua kata ini mempunyai arti tersendiri. Kedua kata itu terdiri dari kata dasar yakni “mati” dan “hidup”. Keduanya mempunyai arti tersendiri dan bukan merupakan lawan kata, karena kata “hidup” bukan lawan kata dari “mati”. Sebab kata “mati” merupakan lawan kata dari “lahir” dan pengertiannya lahir adalah awal kehidupan sedangkan, mati merupakan akhir dari kehidupan. Hidup dan kehidupan diartikan berbeda, karena hidup merupakan keadaan suatu benda yang karena kekuatan zat Yang Maha Kuasa benda itu dapat benafas. Seperti misalnya fungsi paru-paru dan peredaran darah bagi manusia. Kehidupan merupakan serba-serbi dari pada hidup itu sendiri, mulai dari lahir sampai nanti matinya suatu mahluk. Seperti halnya perkawinan dengan segala serba-serbi seperti peminangan, pertunangan dan perceraiaan. Hidup sejati menurut Siti Jenar, tak tersentuh kematian, badan yang berupa tulang sumsum, otot dan daging, hanyalah perangkap bahwa hidup di dunia ini tersesat. Hidup yang sebenarnya itu tanpa raga. Justru, dengan adanya raga ini menimbulkan banyak persesatan, godaan, iblis, dan setan. Raga adalah krangkeng bagi diri atau jiwa. Menurut Siti Jenar, hidup ini tanpa raga. Bila orang itu hidup maka hanya diri pribadinya yang ada. Tidak merasakan haus, lapar, dan lesu, yang ada hanyalah selamat dan bahagia. Jadi, orang orang yang hidup sekarang ini hanyalah menyiapkan diri memasuki kehidupan yang sebenarnya.

Hubungan antara jiwa/roh dengan tubuh merupakan dua kaitan yang sangat erat dan tidak bisa dipisahkan. Keduanya mempunyai hubungan yang saling menguntungkan dan merupakan substansi yang berbeda. Ahmad Ali Riyadi, menjelaskan tentang hubungannya jiwa dengan tubuh,

Pertama,jasad merupakan bagian dari alam, tersusun dan terbentuk dari tanah dan tidak sempurna. Kedua,yakni jiwa, merupakan substansi inmaterial yang berdiri sendiri, berasal dari ‘alam al-amr, tidak bertempat, mempunyai pengetahuan yang mengetahui dan menggerakkan, mempunyai sifat dasar kekal dan diciptakan.

Melihat kehidupan sehari-hari, mati adalah keniscayaan. Orang dapat menyadari bahwa dirinya akan mati dan akan meninggalkan kehidupan di dunia ini. Banyak yang mengatakan, yang akan meninggalkan kehidupan di dunia hanyalah roh, jiwa, atau nyawa. Raga atau tubuh tetap ada dan kembali pada asalnya. Orang zaman dulu mengartikan mati dengan menghilangnya denyut nadi seseorang. Ada yang mengartikan dengan berhentinya detak jantung seseorang. Pengaruh dari majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, mati diartikan dengan mendatarnya safar pada otak seseorang. Jadi bila pengertian mati dengan hilangnya denyut nadi zaman dulu, mungkin di zaman sekarang ini orang itu masih hidup. Semua orangberkeyakinan bahwa mati adalah perginya “diri” atau jiwa meninggalkan tubuh jasmani yang hidup di bumi ini. Kematian atau mati merupakan suatu fenomena yang harus disadari karena adanya realitas itu sendiri. Kesadaran dalam hal ini diartikan kesadaran akan… sesuatu, yakni kesadaran akan kematian. Kesadaran berdasarkan kodratnya bersifat intensionalitas; intensionalitas adalah struktur hakiki kesadaran. Kesadaran ditandai dengan intensionalitas, dan fenomena harus di mengerti sebagai apa yang menampakkan diri. Kedua istilah intensionalitas dan fenomena ini erat kaitannya, untuk memahaminya menggunakan “konstitusi”. Dalam arti, fenomena-fenomena mengkonstitusi diri dalam kesadaran. Adanya korelasi antara realitas dan kesadaran dapat dikatakan konstitusi merupakan aktivitas kesadaran yang memungkinkan tampaknya realitas.

Dalam bukunya Heidegger tentang Dialektika kesadaran Presfektif Hegel, menjelaskan tentang adanya kesadaran pengetahuan fenomenal yang menuju pada jalan setapak kesadaran alamiah ke arah ilmu, sehingga menyajikan diri sebagai pengetahuan yang sejati. Makna itu berkaitan juga dengan kesadaran akan kematian pada diri seseorang menuju pada Yang Maha Kuasa. Kesadaran itu akan menimbulkan kesadaran yang palsu di sepanjang jalan, dan jalan setapak ini merupakan jalan pemurnian jiwa menjadi roh. Jalan setapak ini dideskripsikan berjalan sejajar dengan fenomena-fenomena, maka ia adalah jalan setapak pengalaman. Dan jalan setapak pengalaman ini mengantar secara tahap demi tahap masuk dalam wilayah ilmu filsafat. Merujuk pada apa yang diyakini ada di hadapannya pada saat tertentu dengan keyakinan yang relatif. Keyakinan relatif ini mengarah pada pengetahuan absolut. Apa yang menyajikan dirinya di hadapan kesadaran alamiah dengan nama pengetahuan fenomenal belaka, yang diduga menghasilkan pengetahuan yang sejati, yakni kemiripan belaka. Semua diyakini dalam filsafat bahwa fenomenologi Roh merupakan suatu intinerarium, deskripsi sebuah perjalanan dan membawa kesadaran sehari-hari menuju pada pengetahuan filsafat yang ilmiah.

Kaitannya dengan kematian yang dijalani setiap mahluk ialah perginya diri, jiwa, maupun roh meninggalkan tubuh jasmani yang hidup di bumi ini. Roh disini diartikan tidak ada kaitannya dengan tubuh atau pun jasad, karena dua unsur ini memiliki sifat yang berbeda. Sifat pertama: tubuh membutuhkan roh untuk hidup. Sifat kedua: roh tidak membutuhkan jasad untuk hidup, karena roh bisa hidup dan berdiri-sendiri. Menurut pendapat Socrates mengenai roh, bahwa roh merupakan unsur yang dapat berdiri-sendiri, dalam arti tidak tergantung pada zat yang lainnya. Roh memiliki sifat Ketuhanan, ia mulia dan tinggi, misalnya dalam pemerintahan ia laksana seorang raja yang memerintah, sedangkan tubuh adalah obyek yang diperintah. Badan bisa rusak sedangkan roh tidak bisa sekalipun ia berpisah dengan jasad. Kalau pada masa kehidupannya jasad sering melakukan kejelekan (tentunya bersama roh), maka nantinya roh yang akan menerima kesengsaraannya.

Setelah nantinya manusia itu mati dan meninggalkan kehidupan di dunia, maka selanjutnya ia akan hidup di alam kubur, dalam arti alam barzah. Allah telah membagi kehidupan menjadi tiga tempat tinggal yakni, hidup di dunia, hidup di alam barzah dan hidup di alam akherat yang kekal abadi. Alam barzah merupakan rumah akherat yang pertama, manusia akan ditempatkan disana selama hari kiamat tiba guna merasakan nikmat dan azabnya alam barzah. Barzah berarti pemisah atau batas di antara dua benda, yaitu waktu sesudah mati dan sampai datangnya hari kiamat. Orang yang sudah mati, ruhul ma’ani-nya masuk dalam alam barzakh, disinilah tempat adanya pertanyaan, siksaan, serta nikmatnya kubur.

Kematian dan kehidupan tidak dapat dihindari oleh semua mahluk dan harus menerima apa adanya. Manusia harus mampu dan berani dalam menerima kenyataan bahwa hidup dan berakhir pada kematian. Bukan jiwa dan roh yang ia perlihatkan pada orang lain di dunia melainkan eksistensinya karena ia hidup di dunia. Lebih jelasnya bukanlah esensi yang didahulukan melainkan eksistensi yang didahulukan. Menurut Heidegger, manusia di dunia begitu saja tanpa tahu dari mana dan ke mana? Pernyataan itu bisa disebut juga dengan istilah ‘faktisitas’ kenyataannya bahwa manusia bersifat niscaya. Manusia tidak pernah ditanya, apakah dia ingin hidup atau mati. Manusia “begitu saja”, “ada di sana” ada di dalam dunia. Martin Heidegger menyebutnya sebagai “keterlemparan” (gowerfen-sein). Manusia tidak diakibatkan oleh diriya, malainkan ia muncul dari asalnya, yaitu terserah kepada dirinya, untuk meng-ada sebagai diri ini atau itu. Ia dilemparkan ke dalam keberadaan itu sebagai yang bertanggung jawab atas adanya dirinya yang tidak diciptakan dengan sendirinya itu.[1][28] Menurut Heidegger, kematian adalah merupakan segala kemungkinan kita dan kemungkinan itu yang kita sadari dalam arti memahami (verstehen) kematian itu sendiri. Kematian merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipatahkan dengan keberadaan kita sebagai manusia. Manusia tahu bahwa ia akan mati, dan kematian di sini bukan akhir dari kehidupan seperti halnya buku yang sampai pada penutupnya, yakni tamat.

Manusia dapat dipahami hanya sebagai ada-di dunia, dan bahwa kebebasan yang dimilikinya merupakan kebebasan yang dibatasi oleh ruang hidupnya. Kebebasan itu sendiri merupakan pendirian merekayang berbeda-beda. Mungkinkah kebebasan merupakan sesuatu yang tertinggi, sehingga manusia yang ada di dunia ini semata-mata demi kebebasan? Hal ini menyebabkan Sartre menyimpulkan bahwa hidup ini sesungguhnya bersifat ganjil (absurd). Menurut Heidegger, ingin menyumbangkan dualisme ajaran Descartes sampai pada akar-akarnya; sementara itu Sarte mengembangkan dan menjabarkan seluas-luasnya. Dasar itulah memunculkan perbedaan yang menyangkut masalah kesadaran. Menurut Sartre kesadaran mempunyai arti yang sama, seperti yang diajarkan oleh Descartes. Sementara itu Heidegger menghindari pemakaian kata tersebut, karena didalam sejarah terlampau beraneka warna pengertian yang dikandungnya.

Kematian pada hakekatnya berarti berpisahnya ruh dengan tubuh dan berubahnya keadaan semata-mata karena disiksa atau mendapat kenikmatan. Kematian dalam hal ini menurut pandangan agama, dirampasnya semua harta-hartanya dan diusir kealam lain yang tidak sesuai dengan alam dunia. Terputusnya tindakan manusia dari tubuh sebagai alat yang dipakai dalam menjalani kehidupan di dunia, maka akan lupuh semua seluruh tubuh itu dan tidak bisa berfungsi sebagaimana sebelumnya. Banyak yang mengartikan kematian yang ditinjau dari sudut pandang agama berbagai macam pengertian. Hakekat kematian merupakan akhir ataupun kesimpulan dari pengertian kematian itu sendiri. Pandangan agama lebih menjelaskan kematian sebagai jalan menuju kehidupan ke-dua setelah di dunia. Kematian merupakan jalan dimana manusia telah berpindah alam dari alam yang sebelumnya kealam yang selanjutnya, yakni alam akherat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun