Mohon tunggu...
ANNA HAERUNNISA
ANNA HAERUNNISA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah Mahasiswa Universitas Pendidikan Kimia

Do your best. Forget the rest

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gerakan Literasi Sekolah di SMPN 1 Jatiluhur

25 September 2021   16:59 Diperbarui: 25 September 2021   17:22 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di abad 21, keterampilan literasi siswa sangat erat kaitannya dengan tuntutan untuk keterampilan membaca mengarah pada pemahaman memberikan informasi secara analitis, kritis dan reflektif.

Pada masa pandemik ini kegiatan yang biasanya dilakukan di luar rumah, menjadi dilakukan di rumah. Salah satunya sekolah, sekolah yang biasanya tatap muka sekarang menjadi daring menggunakan berbagai media seperti Zoom Meeting, Google Meet, Whatsapp Group , dan lain lain. Minat literasi siswa menjadi menurun karena terhambatnya kegiatan sekolah. Siswa cenderung lebih banyak memanfaatkan waktunya untuk bermain, daripada membaca buku. 

Pembelajaran daring menyebabkan akses untuk meminjam buku ke perpustakaan menjadi sulit. Situasi tersebut dijadikan alasan oleh siswa untuk tidak membaca buku. Padahal saat ini banyak perpustakaan atau situs-situs  online yang menyediakan sumber literasi berupa e-book, games permainan kata dll.

Untuk mengatasi hal tersebut, penulis melakukan program literasi yang di selenggarakan oleh KKN UPI yang dapat menigkatkan literasi baca tulis pada siswa. Sasaran pada program KKN ini adalah Siswa SMPN 1 Jatiluhur, Kelas IX-A.

Pada program KKN ini dilakukan Gerakan Literasi Sekolah, Gerakan Literasi Sekolah  merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Tujuan diadakannya Gerakan Literasi Sekolah ini adalah Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah. 

Menurut Boeriswati (2016: 1) menganggap definisi literasi sebagai kemampuan keberaksaraan dinilai terlalu sempit, pemaknaan mengenai literasi terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurutnya literasi merupakan kemampuan untuk menggunakan, memahami, mengreasikan, wacana yang dibaca dan mengomunikasikan secara fleksibel dalam berbagai situasi.

Hadirnya Gerakan Literasi Sekolah merupakan manifestasi dari Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) yang bertujuan untuk membangun budaya literasi. Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik (Kemendikbud, 2016:2).

Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu memicu sikap dan perilaku positif di kalangan peserta didik.  Salah satu kegiatan yang terdapat dalam Gerakan Literasi Sekolah adalah kegiatan literasi 15 menit membaca buku nonpelajaran, yang sekarang menjadi fokus utama GLS. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan menumbuhkan minat baca serta meningkatkan keterampilan membaca peserta didik agar dapat menguasai informasi yang dibaca.

Gerakan Literasi Sekolah dilakukan pada Siswa SMPN 1 Jatiluhur, Kelas IX-A ini adalah meminta siswa untuk membaca buku bacaan non pelajaran, seperti novel, cerita rakyat, ensiklopedia, sejarah, dan lain lain. Siswa diminta membaca buku bacaan non pelajaran selama 10-15 menit sebelum kelas dimulai, dan setelah itu menuliskan hasil bacaan pada kertas selembar. Siswa juga diminta mengkomunikasikan hasil bacaan tersebut. Aktivitas tersebut bertujuan agar peserta didik terbiasa dengan berliterasi, baik dalam mengakses, mengolah, maupun mengomunikasikan informasi yang telah dibacaannya.

Setelah kegiatan Gerakan Literasi Sekolah siswa merasa siap untuk mengikuti pelajaran, salah seorang siswa menuliskan bahwa “Saya jadi mengerti betapa susahnya tinggal di daerah yang jauh akan pendidikan sekolah, dan saya belajar arti bersyukur yang sebenarnya dan tetap semangat menjalani hidup, bersyukur karena telah diberi kecukupan dan pendidikan yang bagus dan bisa mencapai cita cita” setelah ia membaca buku bacaan yang berjudul Sang Dian Kampung.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Banyak pelajaran yang dapat diambil bukan hanya dari buku pelajaran, tetapi juga dari buku non pelajaran. Siswa-siswi tersebut sudah menjalankan Grakan Literasi Sekolah dengan baik, seperti membaca buku, menuliskan kembali cerita yang di dapat dari buku yang dibaca, dan mengkomunikasikan hasil bacaan tersebut

Penulis :

Anna Haerunnisa, Nenden Rani Rinekasari S.P., M.Pd. , TIM 34 KKN Tematik UPI 2021.

Sumber :

Boeriswati, E. 2016. "Pedidikanan Literasi Abad 21". Makalah yang disajikan dalam Kuliah Umum Pembelajaran Literasi Abad 21 yang dilaksanakan Pascasarjana S2 Pendidikan Bahasa Indonesia. Gedung Aula FKIP. Universitas Bengkulu. Tanggal 8 Oktober 2016.

Kemendikbud. 2016. Panduan Gerakan Literasi di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun