Mohon tunggu...
Annahl Arroyan
Annahl Arroyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Institut Seni Indonesia Surakarta

A new college student of the Indonesian Institute of the Arts Surakarta Film and Television Program, currently reside in Surakarta. Has experience as event organizer, and researcher. Interest to discuss about cultural, history, and social welfare. I am very eager to contribute to a team's success through creativity, assertive communication, and a desire for continuous learning and development. I am ready to explore new opportunities in the field of writing.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memperingati Hari Wayang Dunia: Kesenian Komunal yang Dapat Dinikmati Secara Universal

4 November 2024   21:00 Diperbarui: 4 November 2024   21:42 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara Wayang Komik Tari, Hari Wayang Dunia. Foto: Dok. Muhammad An Nahl Arroyan

(1-3/11/2024) Institut Seni Indonesia Surakarta merayakan Hari Wayang Dunia ke-10. Acara ini diselenggarakan untuk melestarikan budaya wayang agar lebih dikenal masyarakat luas dan agar budaya wayang terus lestari sampai kapanpun. Acara ini dihadiri dari berbagai daerah seperti Bogor, Bandung, Jakarta Sampai Gorontalo. Fregian Daffa selaku salah satu penyelenggara yang merupakan mahasiswa Program Studi Seni Pedalangan ISI Surakarta menyebut bahwa acara ini diadakan lebih meriah dari tahun tahun sebelumnya.

Acara ini memiliki berbagai kegiatan seperti Pameran Wayang, Pementasan Wayang, Seminar, lomba mewarnai wayang dan diakhiri dengan acara Wakota (Wayang, Komik dan Tari). Salah satu acara yang menarik dalam acara ini adalah Wakota.

Acara Wakota dibuka untuk umum terlebih anak-anak dan ditunjukan untuk penyandang disabilitas Tunarungu. Kegiatan ini banyak dihadiri oleh anak-anak berusia 6-11 tahun dan para anak yang berkebutuhan khusus.

Acara ini diisi dengan pementasan wayang yang diiringi dengan sebuah tarian, namun sang dalang tidak bercerita dan hanya suara gamelan yang mengiringi pementasan wayang tersebut. Walaupun pementasan tersebut dilaksanakan dengan berbeda namun para penonton masih dapat menikmati. Setelah tarian wayang selesai, anak-anak juga diajak untuk mengenal lebih dekat dengan wayang yang baru mereka saksikan. Acara ini menumbuhkan literasi budaya kepada anak-anak untuk lebih mengenal dengan budaya yang mereka miliki.

Terakhir, penyelenggara maupun penampil wayang pada acara ini berharap agar acara ini bisa lebih meriah lagi untuk tahun kedepannya. Juga berharap agar budaya wayang dapat terus lestari sampai kapanpun, karena budaya wayang selain sebagai dinikmati sebagai tontonan, wayang juga merupakan tuntunan, yang artinya Wayang tidak hanya sebagai hiburan semata, namun mengandung nila-nilai moral yang baik untuk kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun