Setelah lebih dari tiga dekade, saya bahagia dapat kembali menginjakkan kaki di Bagansiapiapi. Perjalanan dimulai pada tanggal 16 Juli 2022 pukul 7.30. Penerbangan dari Jakarta ke Pekanbaru memerlukan waktu 1 jam 40 menit.
Di Pekanbaru, kami sempatkan mengunjungi seorang tante. Sepupu saya, teman perjalanan kali ini, merekomendasikan untuk menikmati kuliner Bagansiapiapi di Kedai Kopi Gundaling yang berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda, sebelum melanjutkan perjalanan.
Jarak tempuh Pekanbaru-Bagansiapiapi sekitar 3,5 jam
Saat masih kanak-kanak, saya tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari akan ada mobil yang lalu lalang di kampung halaman. Untuk pergi ke Jakarta pada saat itu, kami harus naik feri ke Dumai, kemudian naik mobil ke Pekanbaru, lalu ke Jakarta lewat udara. Â Â
Kini, Pekanbaru-Bagansiapiapi sudah terhubung lewat jalur darat. Kami masuk Tol Pekanbaru-Dumai dan keluar di Gerbang Tol Bathin Solapan. Â
Sekitar 12 Km dari Gerbang Tol Bathin Solapan, pada pertigaan Simpang Bangko, jalan Lintas Sumatra terhampar di hadapan kami. Untuk ke Bagansiapiapi, kami mengambil arah ke kanan.
Setelah belok kanan, di sisi kiri jalan, terdapat banyak lapak nanas. Kami sempat singgah di salah satu lapak untuk makan nanas kupas. Rasanya manis dan sangat menyegarkan mulut pada siang hari yang panas itu.
Sekitar 33 Km dari Simpang Bangko, tibalah kami di Simpang Ujung Tanjung. Di sini kami belok kanan, masuk ke Jalan Lintas Bagansiapiapi -- Ujung Tanjung.
Spot 1, Bundaran Selamat Datang
Menjelang sore, kami tiba di bundaran selamat datang. Total jarak tempuh sekitar 3,5 jam dari Pekanbaru.
Bundaran selamat datang merupakan pintu masuk kota Bagansiapiapi. Sepasang pria dan wanita berpakaian adat riau seakan menyambut hangat wisatawan yang datang dari arah Jalan Lintas Bagansiapiapi -- Ujung Tanjung, maupun Jembatan Pedamaran I.
Beberapa patung ikan di sekeliling bundaran seakan menjadi pengingat bahwa Bagansiapiapi pernah berjaya sebagai kota penghasil ikan terbesar kedua di dunia. [1] Selain itu, juga ada patung gajah, harimau, dan rusa.
Menurut cerita yang dikisahkan turun-temurun, daerah di sekitar bundaran dulunya merupakan tempat hidup hewan liar.
Spot 2, Taman Budaya
Taman Budaya terletak di area Bagan Punak Pesisir. Karena keterbatasan waktu, kami tidak mampir ke sana.
Kebetulan sedang tidak ada kegiatan pada saat kami melewatinya. Namun, menurut informasi, pada tanggal 24 -- 31 Juli 2022 akan digelar MTQ Ke 40 Provinsi Riau di sana.
Melansir kominfo Kabupaten Kampar, gubernur Riau berharap MTQ ini dapat menumbuhkan gerakan cinta Al-Qur'an sekaligus mendapatkan  bibit-bibit yang akan diutus pada ajang MTQ Nasional di Kalimantan Selatan 2022. [2]
Penyelenggaraan MTQ ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai ajang promosi daerah, mulai dari pariwisata, UMKM, serta dijadikan peluang untuk menggeliatkan perekonomian masyarakat. [3]
Spot 3, Kantor Bupati
Kantor bupati Rokan Hilir berjarak sekitar 8 Km dari bundaran Selamat Datang. Kantor ini disebut-sebut sebagai kantor bupati termegah di Indonesia. Sepintas, bangunan ini mirip The Capitol, kantor Kongres Amerika Serikat.
Tidak jauh dari kantor bupati, terdapat beberapa kantor pemerintahan mulai dari Kejaksaan Negeri Rokan Hilir, Kantor DPRD Rokan Hilir, Dinas Tenaga Kerja Rokan Hilir, Kantor Disdukcapil Rokan Hilir, Kantor Dinas Sosial Rokan Hilir.
Menurut informasi, area Bagan Punak Pesisir memang sempat dimaksudkan sebagai area wisata budaya kota Bagansiapiapi. Selain Taman Budaya dan gedung-gedung pemerintahan, juga ada Kantor Perpustakaan dan Arsip, Museum Ikan, dan Museum Tionghoa.
Awalnya, museum Tionghoa dimaksudkan untuk menyimpan benda-benda antik dan benda khas buatan tangan etnis Tionghoa di Bagansiapiapi. Koleksi yang dipamerkan antara lain patung Dewa Nasib, Dewa Keuangan, Dewa Keberkahan dan Dewa Harimau. Juga ada sempoa serta aneka koleksi guci dan piring antik khas Tionghoa. [4]
Sedangkan museum ikan dibangun sebagai kenangan atas kejayaan Bagansiapiapi dalam bidang perikanan pada masa silam. Sangat disayangkan, kedua museum tersebut saat ini tidak lagi terawat.
Saat kami melewatinya, tampak tidak ada kegiatan sama sekali di sana. Bangunannya pun tampak lebih menyerupai bangunan tua dengan kerusakan di sana-sini.
Spot 4, Masjid Al-Ikhlas
Jika kantor bupati Rokan Hilir sepintas tampak mirip The Capitol, Masjid Al Ikhlas mengingatkan pada Taj Mahal. Masjid ini merupakan kebanggaan warga kota Bagansiapiapi.
Dengan banyak kubah dan 4 menara yang menjulang  tinggi melambangkan kebesaran-Nya,  masjid yang terletak di Jalan Utama ini juga berfungsi sebagai Islamic Centre Kabupaten Rokan Hilir.
Demikianlah ulasan tentang 4 spot instagramable di kota Bagansiapiapi. Semoga rencana untuk menjadikan area Bagan Punak Pesisir sebagai lokasi wisata budaya dapat menggeliat kembali dan bangunan-bangunan yang kurang terawat dapat diperbaiki.
Jakarta, 21 Juli 2022
Siska Dewi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H