Saya meminta Wina mengunci pintu ruang kerja saya. Kepada Wina, saya juga meminta bantuan untuk menerima baju ganti dari sopir dan membawakan kepada saya.Â
Sesudah itu, saya menunggu di dalam kamar kecil. Tidak mungkin saya duduk kembali di kursi kerja karena rok sudah basah oleh darah.
Detik-detik penantian tersebut terasa sangat mencekam. Apa sesungguhnya yang terjadi pada diri saya?Â
Saya memang sedang menstruasi dan darah yang keluar memang banyak, tetapi belum pernah keluar darah sedemikian banyak hingga membasahi sebagian besar rok saya.
Ketukan di pintu menyadarkan saya dari lamunan. Ketika saya membuka pintu, Wina mengangsurkan sebuah tas kertas berisi pakaian dan memandang saya dengan khawatir.
"Yakin tidak mau pulang, Bu?"
"Rapat direksi tidak mungkin dibatalkan, Win. Lagi pula, saya merasa baik-baik saja. Saya akan pulang setelah rapat direksi selesai." Saya beri dia seulas senyuman.
"Ibu harus ke dokter."
"Ya, saya memang berencana langsung ke dokter dalam perjalanan pulang nanti. Terima kasih, Win."
Saya divonis kanker Rahim
Tiga bulan sebelumnya, seorang kolega terdeteksi kanker rahim dan dokter ini mengoperasinya dengan sukses.