Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Inspirasi dari Perempuan di Balik Jembatan Bagansiapiapi

19 April 2021   05:00 Diperbarui: 17 Mei 2022   09:56 2719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Pedamaran -- foto: Riaumerdeka.com

Jembatan Pedamaran adalah ikon kebanggaan warga kota Bagansiapiapi. Sebagai anak Bagan, saya merasa bangga, meskipun sejauh ini belum pernah melihatnya secara langsung.

Diresmikan pada tanggal 21 Juni 2016, Jembatan Pedamaran membentang di atas Sungai Rokan. Ikon Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) ini merangkai  Pulau Pedamaran I dan II dengan Kecamatan Pekaitan melalui ibu kota Rohil, Bagansiapiapi.

Kehadiran jembatan Pedamaran telah membuka jalur darat ke daerah-daerah yang sebelumnya terisolasi. Dahulu, masyarakat dari daerah-daerah tersebut yang ingin ke Bagansiapiapi harus melalui jalur laut.

Kini, jalur darat telah menghubungkan Sungai Pakning, Dumai, Sinaboi, Bagansiapiapi, Jembatan Pedamaran I, Pulau Pedamaran, Jembatan Pedamaran II, Pekaitan, Kubu, Pasir Limau Kapas hingga Kota Tanjungbalai di Sumatera Utara.

Selain digunakan sebagai jalan penghubung, jembatan kembar itu juga dijadikan salah satu objek wisata karena pemandangan yang indah. Ya, cerita-cerita yang saya dengar tentang jembatan Pedamaran, menggugah saya untuk mencari tahu tentang desainer yang merancangnya.

Tahukah Anda bahwa desainer jembatan Pedamaran adalah seorang perempuan? Tahukah Anda bahwa srikandi ini juga berada di balik jembatan lengkung LRT Jakarta? Tahukah Anda bahwa dirinya pernah punya cita-cita menjadi ibu rumah tangga? Tahukah Anda bahwa perempuan hebat ini juga pernah mengalami perundungan di masa kecilnya?

Mari kita simak fakta unik tentang Arvila Delitriana, perempuan insinyur yang berada di balik jembatan kembar Pedamaran.

Jembatan Pedamaran -- foto: Riaumerdeka.com
Jembatan Pedamaran -- foto: Riaumerdeka.com

Meraih dua penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI)

Konstruksi jembatan lengkung bentang panjang (long span) rancangan Dina, panggilan akrab Arvila Delitriana, untuk proyek LRT di Jakarta meraih dua penghargaan dari MURI. Sebagai jembatan kereta box beton lengkung dengan bentang terpanjang, dan sebagai jembatan dengan pembebanan axial static loading test terbesar di Indonesia.

Menyenangi jembatan Pedamaran

Dalam wawancara dengan sebuah media daring awal tahun 2020, Dina ditanya apakah jembatan Pedamaran merupakan salah satu masterpiece karyanya. Meskipun tidak secara tegas menjawab "ya", Dina berkata:

"Yang jelas saya senang dengan jembatan itu. Karena orang Bagansiapiapi memangkas waktu banyak sekali untuk ke Sumatera lewat jembatan itu. Sebelumnya perlu waktu lima jam, sekarang hanya 30 menit untuk sampai Sumatera."

Terbiasa sendiri di bidang yang masih didominasi laki-laki

Dina menyadari bahwa bidang yang digelutinya masih didominasi laki-laki. Saat kuliah, dari seangkatan 120 orang di teknik sipil, mahasiswinya kurang dari 20 orang. Angkatan sebelum Dina, hanya delapan orang.

Saat di Bagansiapiapi, Dina perempuan sendiri. Tidak ada toilet untuk perempuan.

Ketika bangun jembatan di Cina bahkan tidak ada toiletnya. Dina pernah juga tidur di hotel yang tidak ada jendelanya, pernah mandi pakai gayung.

Untuk itu, ia menjaga fisik tetap kuat. Kondisi kerja yang dihadapinya terkadang berdampak pada kesehatan.

Dina bersyukur bahwa sebagai anak tentara, dia terbiasa disiplin menjaga kesehatan. Dina biasa push up dan berkegiatan fisik.

Pernah ingin menjadi ibu rumah tangga

Saat kecil, perempuan kelahiran Tebing Tinggi, Deli Serdang ini tidak pernah bermimpi menjadi insinyur dan merancang jembatan. Dirinya malah pernah punya cita-cita menjadi ibu rumah tangga.

Cita-cita itu terbentuk karena dia kerap melihat ibunya yang setiap hari mengurus anak. Saat ikut suaminya yang pegawai negeri pindah ke Bandung, kesibukan Dina hanya kuliah S2 dan mengantar jemput anak sekolah.

Bersyukur atas dukungan suami bagi kariernya

Dina mengaku bersyukur bisa sukses seperti sekarang. Dukungan suami menjadi kuncinya. Atas izin sang suami, Dina bisa bekerja dan mengatur waktu menjadi istri dan ibu.

Setelah sukses dengan jembatan lengkung bentang panjang LRT dan dipuji menteri hingga presiden, apa kata Dina seandainya ditawari menjadi menteri?

Kalau bisa menolak, akan saya tolak ya. Saya punya keluarga yang tidak boleh dikurangi waktunya.

Pernah dirundung di masa kecil

Saat kecil, Dina hidup berpindah-pindah mengikuti penugasan sang ayah. Dari Sumatera Utara, Bandung hingga Ciamis.

Di Ciamis, Dina pernah di-bully hanya karena tidak bisa bahasa Sunda. Dina pernah dikerjain pakai tikus yang dimasukkan ke laci mejanya. Sehabis piket ngepel, lantainya diinjak-injak.

Namun Dina tidak menangis ketika dirundung. Teman-temannya bingung karena dia kuat. Lama-lama, mereka justru berbalik jadi respek kepada Dina dan menganggapnya tahu semua pelajaran.

Selalu mengandalkan doa

Menurut Dina, risiko kegagalan konstruksi jembatan selalu ada. Meskipun selalu punya perhitungan ketat soal bangun jembatan, Dina selalu meminta dukungan doa dari teman-teman dan keluarga.

Hal itu dia lakukan karena hitungan kegagalan konstruksi jembatan adalah 0 dan 1. Bagian terkecil lepas saja sudah dapat mengakibatkan kegagalan. Dina tahu persis risiko itu.

Sabar dan Berkanjang

Menurut Dina, kesulitan yang dihadapinya saat membangun jembatan Pedamaran adalah Bono. Bono adalah gelombang atau ombak yang terjadi di Muara Sungai Kampar, Pelalawan.

Ombak Bono Sungai Kampar merupakan suatu fenomena alam akibat adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang. Ombak besar ini berada di bawah jembatan Pedamaran yang sedang dibangun.

Dina dan tim bersabar menunggu Bono lewat sebanyak dua hari sekali. Ia bercerita bahwa pernah ada pekerja yang jatuh, syukurnya selamat. Tetapi pekerja tersebut ditemukan di tempat yang jauh sekali karena terseret Bono.

Itulah beberapa fakta unik dan inspirasi dari Arvila Delitriana, perempuan Indonesia yang berani memilih profesi di bidang yang masih didominasi laki-laki. Semoga jembatan Pedamaran yang kini berdiri kokoh melintasi Sungai Rokan, dapat menginspirasi anak-anak perempuan di Bagansiapiapi dan di seluruh Indonesia agar berani bermimpi. Kita berharap, dengan talenta masing-masing, anak-anak perempuan Indonesia kelak akan dapat berkontribusi bagi negeri tercinta.

Baca juga kisah inspiratif lainnya:

  1. Ibu Mariyati, Lima Dekade Berbagi Kasih
  2. Mardi Wu: Musafir yang Sukses Jadi CEO
  3. Dokter Indra Wijaya dan Sumbangsih Milenial 

Jakarta, 19 April 2021

Siska Dewi

Referensi: satu, dua, tiga, empat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun