Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hadiah Terindah dari Kompasiana

29 Oktober 2020   15:32 Diperbarui: 29 Oktober 2020   16:07 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangyar Kompasiana (dokpri)

Ini adalah hari ke-135 saya diterima menjadi anggota keluarga besar Kompasiana. Seminggu yang lalu, Kompasiana berulang tahun. "Khey" (meminjam sapaan unik dari sahabat Ayu Diahastuti) telah berusia 12 tahun. Menurut ilmu psikologi (sila baca referensinya di sini), sudah di akhir masa kanak-kanak, siap menjelma remaja dengan segudang mimpi-mimpinya.

Saya, di usia 4 bulan lebih 12 hari di sini, masih bayi. Maka, saat Kompasiana merayakan ulang tahun, saya merasa tidak ada kado yang pantas saya beri. Wong artikel saja baru 31 ... sangat tidak produktif, ya?

Tanggal 24 Oktober 2020 (saya suka mencatat tanggal bersejarah), sebuah komentar di artikel ini tidak lama setelah saya unggah, membuat jantung saya berdetak lebih cepat dari biasa. Serasa ada ribuan kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya di dalam perut saya.

Lebay? Entahlah! Tapi komentar dari orang yang istimewa itu betul-betul membuat saya merasa seperti sedang naik roller coaster!

Tangyar Kompasiana (dokpri)
Tangyar Kompasiana (dokpri)

Saat itu, terpikir ingin menulis sesuatu untuk mengungkapkan kebahagiaan itu. Pikiran yang segera saya buang jauh-jauh karena bisikan halus di hati saya. "Jangan berlebihan, deh! Orang becanda kok dianggap serius begitu? Ke"ge-er"an kamu!"

Entah mengapa, saya meyakini bisikan halus itu bukan kata hati saya yang sesungguhnya. Mendapat figur "ayah" dan "ibu" adalah sesuatu yang sangat membahagiakan, bukan?  Apalagi jika "ayah" dan "ibu" itu selalu setia menginspirasi dengan mutiara-mutiara berharga dari pengalaman hidup mereka!

Beberapa hari saya merasa menjadi seseorang yang sangat melankolis. Tetiba saya ingat potongan pembicaraan lain sekitar tiga setengah bulan yang lalu. Saat itu, usia saya di keluarga besar ini belum sebulan.

Pada suatu pagi, sebuah artikel beliau mengharu-birukan perasaan saya dan menggerakkan saya untuk menulis sebuah komentar dengan sepenuh hati, yang saya yakini dijawab dengan sepenuh hati juga.  

Tangyar Kompasiana (Dokpri)
Tangyar Kompasiana (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun