Mohon tunggu...
N Hasanah J
N Hasanah J Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Busy mind

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mulai Menulis dan Teruslah Menulis

16 Agustus 2013   16:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:14 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ternyata.. ini adalah tulisan pertama saya di kompasiana setelah bergabung hampir dua tahun lamanya. Entah, saya bingung harus memulai untuk menulis apa disini. Saya biasanya hanya menulis di blog. Beberapa kali saya mengikuti acara dan kegiatan menulis yang bernarasumberkan penulis yang menurut saya, mereka adalah penulis berkualitas dari karya-karyanya. Selalu berhasil saya menangkap pesan tersirat dari setiap pernyataan mereka tentang mulailah menulis dan teruslah menulis. Memulai dengan menulis apa saja, lalu ketika semangat menulis itu sedang berapi-api, maka pertahankanlah dengan terus menulis. Memulai menulis dengan hal yang disukai, lalu berlanjut kepada hal yang diketahui, dan berlanjut kepada hal-hal yang bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Melalui kegiatan menulis, segala pengetahuan, cerita, pemikiran dapat diabadikan dan dikenang kembali dalam waktu yang berbeda. Bahkan, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Tidak perlu saya menguktip beberapa pernyataan tentang pentingnya menulis dan segala quotes yang membangkitkan inspirasi menulis, karena saya yakin para penulis memiliki keyakinan tentang mengapa mereka terus menulis.

Memulai menulis setelah vakum dalam dunia kepenulisan --pernyataan ini agaknya lucu, namun tak dipungkiri ini dapat terjadi pada seseorang yang kemudian berusaha kembali membangun jiwa dan segala minatnya untuk kembali menulis. Awalnya ada yang mungkin merasa begitu kesulitan dalam memulai menulis kembali. Kesulitan dalam menuangkan idenya diatas lembar putih, tidak selancar saat-saat mereka berada dalam keadaan sering menulis (rutin). Sehingga sangat penting untuk menjaga eksistensi dalam menulis. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk kembali membangun jiwa yang malas menulis untuk kembali terjun dalam dunia tinta. Hal ini seringkali terjadi pada saya, dan seringkali saya merasa memiliki niat untuk kembali menulis, namun keadaan terkadang menundukkan saya. Beberapa hal yang saya coba lakukan untuk mengatasinya adalah:

1. Membaca Tulisan Kemarin. Ya, membaca tulisan kemarin yang telah ditulis, perlahan akan membangkitkan kembali minat untuk menulis. Bahkan mungkin jika ada tulisan yang belum selesai, diri ini akan berusaha menyelesaikannya.

2. Action. Mulai menulis. Segera, tanpa berpikir panjang mulailah menulis. Menulis apa saja, tentang apa yang ada dipikiran saat itu --tapi tentu saja hal yang bernuansa positif. Media menulis sekarang ini tidak lagi terbatas, banyak sekali, blog, buku diari, jejaring sosial, dan blog kompasiana salah satunya.

3. Membaca. Penulis yang baik adalah pembaca yang setia. Sebuah pernyataan yang tidak lagi asing ditelinga, dan ini benar adanya. Guna meningkatkan perbendaharaan kata dan memantapkan tulisan, membaca adalah salah satu kiatnya. Tulisan-tulisan para penulis, gaya bercerita, gaya menulis mereka, sedikit banyak bisa mempengaruhi cara kita menulis pula. Lama-kelamaan tulisan bisa menjadi lebih efektif dalam penyusunan kalimatnya. Membaca tidak hanya terbatas pada itu, tetapi juga akan memberikan pengetahuan baru ataupun mengaitkan sebuah informasi dari hal-hal yang sebelumnya dibaca, dan ini bisa menjadi sebuah tulisan baru.

4. Pilih Media menulis. Media menulis saat ini tidak terbatas lagi pada buku, blog, ada banyak sekali macamnya. Memilih media menulis disini dimaksudkan bahwa memiliki suatu ruang pribadi untuk menulis. Seperti ketika memilih media blog, maka setiap waktu berusaha untuk mengisi blog tersebut dengan tulisan terbaru, aktivitas terbaru, begitupun bila misalnya memilih sebuah diary sebagai medianya, tentu setiap kali mengalami kejadian baru, unik, dan berkesan dalam hidup, pasti berusaha untuk menuliskannya. Ini menjaga agar senantiasa mengupdate tulisan-tulisan.

5. Mengikuti Sayembara Menulis. Ada banyak sekali sayembara menulis yang berseliweran di internet. Info-info tentang itu seringkali saya temukan disitus populer seperti jejaring sosial Twitter, facebook, bahkan saat pencarian google akan muncul daftar lomba dan sayembara menulis dengan hadiah menarik yang sayang sekali bila dilewatkan. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai sarana mengukur kemampuan dalam menulis, menjawab tantangan dalam menulis, sehingga dapat diketahui sudah sejauh mana perkembangan menulis yang dimiliki. Menang atau kalah pasti akan membangkitkan lagi semangat untuk menulis lebih baik lagi.

6. Teruslah Menulis. Ya, memulai menulis, membangun semangat menulis, apabila merasa membangunnya dengan susah payah untuk menumbuhkan mood, maka setelah mood itu bangkit, pertahankanlah dengan terus menulis. Perkaya diri dengan pengetahuan dan teruslah menulis. Bila ternyata kesibukan sangat banyak, luangkanlah waktu beberapa menit untuk menulis, untuk membaca tulisan kemarin, rutinkan. Ini akan membangkitkan semangat menulis dan tetap menulis. Awalnya menulis untuk diri sendiri, lama-kelamaan menulis untuk dibaca orang lain.

Wallahu 'alam...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun