TEORI KOGNITIF
Teori kognitif ialah teori yang mengkaji tentang bagaimana caranya persepsi mempengaruhi perilaku, dan bagaimana caranya pengalaman mempengaruhi persepsi yang dilakukan oleh seorang pembelajar. Proses pengkajian tersebut berlaku pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Ada beberapa teori pembelajaran dalam psikologi yang bertumpu pada teori kognitif, Berikut akan dijelaskan salah satu teori, yaitu Teori Perkembangan Kognitif dari Piaget.
Teori Perkembangan Kognitif dari Piaget
Sinclair-de-Zwart (1969) menyatakan bahwa sebenarnya Piaget belum pernah memperkenalkan secara eksplisit suatu teori pemerolehan (akuisisi) dan pembelajaran bahasa. Teori pembelajaran yang digariskannya dilakukan berdasarkan teori perkembangan kognitif atau perkembangan intelek yang dikembangkannya (Piaget, 1969). Oleh karena itu, Simanjuntak (1987) memasukkan teori Piaget ini kedalam kelompok teori kognitif.
Untuk memperkenalkan teori perkembangan kognitif, Piaget terlebih dahulu menjelaskan apa yang dimaksud dengan kecerdasan. Menurut Piaget, kecerdasan adalah satu bentuk keseimbangan atau penyeimbangan kearah mana semua fungsi kognitif bergerak. Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Menurt piaget, pengetahuan datang dari tindakan, yakni bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi social dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membanatu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis (Nur, 1998).
Piaget memandang bahwa perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun system makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Menurut teori piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tahap perkembangan kognitif, yaitu:
1.Tahap deria-motor (sensory motor)
Tahap deria-motor atau biasa disebut sensory motor muncul sebelum perkembangan dimulai, perkiraan usia anak pada tahap ini yaitu dari lahir atau o (nol) tahun samapai 2 tahun. Pada tahap ini kecerdasan telah mempunyai struktur yang didasarkan pada aksi dan pada gerakan-gerakan serta pengamatan tanpa bahasa. Aksi-aksi ini dikoordinasikanatau diselaraskan dengan cara yang stabil oleh skema-skema aksi yaitu rencana perilaku.
Contoh perkembangan kognitif pada tahap ini salah satunya yaitu perkembanagan seorang anak berumur 12 bulan. Biasanya anak seusia tersebut telah dapat menarik selimut atau taplak meja untuk mendapatkan benda yang ada diatas selimut atau taplak yang jauh dari jangkauannya. Gerakan menarik selimut atau taplak untuk mendapatkan benda itu merupakan satu skema, yaitu satu tindakkan kecerdasan untuk mencapai satu tujuan. Satu skema merupakan asimilasi benda-benda atau situasi-situasi yang sudah ada dan dipahami.
2.Tahap praoperasi
Tahap praoperasi yaitu tahap perkembangan kognitif yang terjadi antara umur 2 tahun sampai 7 tahun. Kanak-kanak pada usia satu atau dua tahun mengalami munculnya satu peristiwa yang disebut fungsi simbolik. Fungsi simbolik merupakan kepandaian kanak-kanak untuk membedakan apa yang disebut significant atau lambang, dengan apa yang disebut significate,yaitu objek atau benda yang dilambangkan dengansignificant itu. Pada tahap deria-motor setiap gerak atau permainan yang dilakukan kanak-kanak merupakan latihan gerak saja. Sedangkan tahap praoperasi permainan merupakan permainan simbolik, yakni suatu benda dilambangkan oleh benda yang lain.
Pada tahap ini kanak-kanak juga sudah mampu melakukan “peniruan yang ditunda”. Maksudnya ialah peniruanyang dilakukan setelah benda atau objek yang ditiru itu sudah berlalu atau sudah tidak ada. Jadi, peniruan tersebut dilakukan tanpa kehadiran benda aslinya. Hal tersebut merupakan satu jenis simbolisasi atau bayangan mental (akal). Pada masa simbolisasi inilah kanak-kanak mulai memperoleh bahasa, yakni lambang-lambang ucapan.
3.Tahap operasi konkret
Tahap operasi konkret yaitu operasi sebenarnya mengenai objek-objek konkret antara umur 7 tahun sampai 12 tahun. Pada tahap ini kanak-kanak telah mampu melihat atau memahami kelas-kelas yang dan hubungan-hubungan yang logis diantara benda-benda, dan juga nomor-nomor. Misalnya, kanak-kanak telah memahami bahwa mawar termasuk dalam kelas atau kelompok bunga, ataupun kucing termasuk kelompok hewan, ini menandakan bahwa mereka telah mampu menggolongkan benda-benda yang serupa mapun benda- benda yang berlainan sesuai dengan kelas atau golongan-golongannya. Pada tahap ini kanak – kanak juga telah mampu mengatur benda-benda yang sama ukurannya atau beratnya, termasuk pengaturan dan penghitungan nomor-nomor.
4.Tahap operasi formal
Tahap operasi formal yaitu tahap operasi proposisi setelah berumur 12 tahun. Pada tahap ini kanak-kanak telah mampu berpikir berdasarkan proposisi atau hipotesis; dan tidak lagi berdasarkan benda-benda konkret seperti pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini, operasi pemikiran sudah semakin rumit, dan peranan bahasa dalanm pembelajara dan juga pemahaman semakin besar. Contoh perkembangan kognitif pada tahap ini yaitu seorang anak telah mampu memahami soal-soal dengan tingkat kesulitan yang membutuhkan waktu untuk memahami soal tersebut. Misalnya, ada pernyataan seperti berikut: Ali lebih besar daripada Basir, Ali lebih kecil daripada Hasan. Kemudian seoran anak diberikan pertanyaan/soal, “Siapa yang lebih kecil diantara ketiganya?”. Pada tahap ini sesungguhnya anak yang berusia setelah 12 tahun mampu untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu:
1) Memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut. Pengalaman-pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif siswa yang mutakhir, dan jika guru penuh perhatian terhadap pendekatan yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman sesuai dengan yang dimaksud.,
2) Memperhatikan peranan pelik dari inisiatif anak sendiri sendiri, keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa penyajian pengetahuan jadi (ready-made) tidak mendapat penekananan,melainkan anak didorong menemukan sendiri pengetahuan itu (discovery maupun inquiry) melalui interaksi spontan dengan lingkungannya.
3) Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu –individu ke dalam bentuk kelompok-kelompok kecil siswa dari pada aktivitas dalam bentuk klasikal.,
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan kognitif. Bahasa merupakan hasil dari perkembangan intelek secara keseluruhan dan sebagai lanjutan dari pola-pola yang sederhana. Teori perkembangan kognitif juga dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengetahui sesuatu melalui proses belajar. Dimana dalam proses belajar tersebut, seorang anak akan bertindak dengan melakukan suatu usaha untuk memahami sesuatu. Pengertian lain menyebutkan bahwa teori perkembangan kognitif merupakan cara mempersepsikan dan menyusun informasi yang berasal dari lingkungan sekitar. Tindakan tersebut dilakukan secara aktif oleh oleh seorang pembelajar. Cara aktif yang dilakukan dapat berupa mencari pengalaman baru, memecahkan suatu masalah, mencari informasi, mencermati lingkungan, serta mengaplikasikannya guna mencapai tujuan.
Contoh nyata yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari ataupun di lingkungan sekitar, contohnya yaitu apabila kita adalah seorang ibu, pastinya kita dapat melihat perkembangan anak kita semenjak ia masih berusia nol tahun hingga dewasa. Dalam perkembangan seorang anak, pasti akan selalu diikuti dengan adanya proses belajar. Tanpa disadari tindakan-tindakan yang dilakukan seorang anak akan menjadikan hal itu sebagai sebuah pengalaman dan akan terus berkembang seiring dengan kemampuan kognitif seorang anak pada usianya. Ada empat tahap perkembangan yang telah dikemukakan oleh Piaget, hal tersebut menunjukkan bahwa pemerolehan bahasa dihasilkan sesuai dengan kemampuan kognitif mereka dan terus berkembang sesuai dengan pengalaman yang diterima. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia
Sumber:
- Chaer, Abdul. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
- http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=203:kognitif&catid=42:widyaiswara&Itemid=203
- Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007.
- Nur, M. dan Budayasa, I. K. 1998. Teori Pembelajaran Sosial dan Teori Perilaku. Surabaya: PSMS Program Pascasarjana IKIP Surabaya.
·
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI