Mohon tunggu...
annadia hidayah
annadia hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menjadi manusia yang memanusiakan manusia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nasionalisme dalam Pandangan Islam di Indonesia

26 Oktober 2023   11:04 Diperbarui: 26 Oktober 2023   11:11 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hubungan antara agama dan negara, atau antara Islam dan nasionalisme, seringkali menjadi topik pembicaraan atau topik yang menarik dalam seminar atau diskusi di kalangan intelektual. Setiap negara memiliki sesuatu yang dapat dianggap sebagai ciri khas yang dimiliki. Ciri  khas  tersebut  bisa  berupa  budaya,  keanekaragaman,  kekayaan  alam,  ekonomi,  sosial dan  aspek-aspek  lainnya  seperti  toleransi  gotong  royong.  Oleh karena itu, sebagai bagian dari negara, masyarakat patut bangga dengan apa yang dimiliki negara kita.Istilah yang dapat mengungkapkan sikap tersebut disebut nasionalisme.

Sejarah islam maupun dalam konteks local Indonesia, hakikat nasionalisme adalah kesediaan untuk bersatu sebagai satu bangsa dalam arti politik. Kesatuan bangsa dalam arti politik akan semakin kokoh bila didukung oleh faktor satu agama, satu bahasa, dan satu ras yang lebih menonjol. Namun nasionalisme fanatik tanpa toleransi meremehkan nilai-nilai agama tentu tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam. Nasionalisme dalam pandangan Islam adalah rasa cinta dan kesetiaan terhadap tanah air yang tidak boleh melebihi cinta dan kesetiaan kepada Allah dan Rasul-Nya. 

Mencintai tanah air bersifat alami pada diri manusia. Karena sifatnya yang alamiah melekat pada diri manusia, maka hal tersebut tidak dilarang oleh agama Islam, sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran/nilai-nilai Islam. Meskipun cinta tanah air bersifat alamiah, bukan berarti Islam tidak mengaturnya. Islam sebagai agama yang sempurna bagi kehidupan manusia mengatur fitrah manusia dalam mencintai tanah airnya, agar menjadi manusia yang dapat berperan secara maksimal dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara, serta memiliki keseimbangan hidup di dunia dan akhirat

cinta tanah air merupakan sebuah makna atau perasaan bangga dari bangsa Indonesia pada setiap wilayah dan tempat tertentu. Penerapan cinta tanah air harus selalu diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, penerapan cinta tanah air dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga mencerminkan sikap taat terhadap Al-qur'an dan sunnah hadist, hal tersebut merupakan contoh implementasi atau penerapan dari sikap para pemimpin dan nabi di masa lampau. korelasi islam dengan nasionalisme, agama islam adalah agama yang sempurna, bahkan pelajaran tentang bagaimana cara mencintai tanah air juga dijelaskan lewat hadits-hadits nabi yang sarat akan makna dan hikmah. Hakikat Islam dan nasionalisme adalah menyatukan dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang disampaikan Islam dan nilai-nilai yang ditegaskan dalam konsep nasionalisme. Islam tidak mengakui bentrokan ini, Yang kita kenal adalah keharmonisan, ketentraman dan kedamaian.

Islam dan nasionalisme adalah satu kesatuan dan saling menguatkan karena sama-sama menganut nilai-nilai kebaikan. Nasionalisme yang diusung Islam adalah cinta tanah air (hubbul wathan) dan kebebasan dari segala bentuk kolonialisme. Padahal, nasionalisme yang dilarang dalam Islam adalah sikap menyombongkan diri, menganggap bangsa sendiri lebih unggul dan lebih hebat dari bangsa lain.

Atau meremehkan negara lain pada akhirnya akan menimbulkan konflik dan perselisihan.

Karena Islam dan Indonesia tidak boleh bertentangan satu sama lain pada tataran konseptual, agenda nasional adalah agenda kerakyatan dan agenda nasional.Agenda Indonesia adalah agenda Islamis. agenda nasional atau Indonesia seperti pemberantasan narkoba, pemberantasan korupsi, dan pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas merupakan agenda yang harus menjadi agenda umat Islam. "Umat Islam tidak boleh diam menghadapi agenda nasional,"

Terkadang pemisahan antara nilai-nilai nasionalis dan nilai-nilai Islam masih cukup kuat.

Hal ini kemungkinan besar terjadi karena masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa kedua bidang tersebut ditangani secara terpisah.

Namun banyak fakta sejarah yang membuktikan bahwa Islam datang ke Indonesia dengan membawa nilai-nilai nasionalis. Refleksi pemikiran Soekarno pada masa pra kemerdekaan mencerminkan akumulasi berbagai aliran pemikiran yang berkembang pada masa ini, terbukti dari obsesinya terhadap pemersatu demokrasi, etnis, Islam, dan Marxisme.

Pendapat soekarno tentang islam dan nasionalisme, Soekarno berpendapat bahwa Islam adalah agama yang rasional, agama yang menganut prinsip sama rata sama rasa, agama yang membawa ajaran demokrasi, dan agama yang mendorong umatnya untuk maju. Karena menurutnya, hukum-hukum Islam bersifat fleksibel, dan selalu dapat disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Ketuhanan yang dimaksudkan Soekarno bukanlah ketuhanan dalam konsep Islam. Ia hanya menganjurkan agar seluruh warga Indonesia berketuhanan, dan seluruh warga bebas menjalankan agamanya masing-masing, serta saling menghormati satu sama lain. Hal itu secara langsung membantah bahwa Soekarno sebagai orang Islamis apalagi Komunis. Dengan kelima asas dari buah pikirannya itu, menunjukan bahwa dia ingin menyatukan rakyat Indonesia yang berbeda aliran itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun