Mohon tunggu...
Annabelle
Annabelle Mohon Tunggu... Konsultan - .

Hi, namaku Abel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Para Pahlawan Wanita yang Kukagumi

1 November 2024   00:50 Diperbarui: 1 November 2024   01:04 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

  Sebelum adanya merdeka di Indonesia para pemuda pemudi berjuang untuk membebaskan Indonesia dari para penjajah termasuk para wanita juga. Pada jaman dulu para wanita diperlakukan seperti pembantu. Para pria menganggap para wanita lemah. Maka hari ini saya ingin memberi tahu tentang para pahlawan wanita yang sudah berjuang untuk negara kita. Saya ingin selalu mendukung pahlawan wanita. Maka dari itu saya membuat artikel ini untuk memperluas pengetahuan kita. 

  Salah satu pahlawan wanita yang saya kagumi adalah R.A Kartini. Pada jaman dulu wanita tidak boleh sekolah, melainkan mereka hanya boleh di rumah. Saat kecil Ibu Kartini sudah dibersekolahkan di untuk anak-anak yang berdarah Belanda indo dan bangsa Eropa. Ia bisa masuk karena ia merupakan anak dari penjabat tinggi. Ia ingin memperlanjutkan pengetahuannya di Semarang tapi justru ditentang oleh ayahnya dan ia harus diam di rumah untuk menjadi putri bangsawan sejati.  Bu Kartini menjadi tertutup dan merasa terkurung di rumahnya sendiri.

  Pada akhirnya pada tahun 1903 ia membuat sekolah untuk para perempuan. Setah itu dia membuat banyak sekolah dengan bernama  Sekolah Kartini. Jasa Ibu Kartini sangat besar untuk para perempuan di Indonesia. Pada 1903 sampai sekarang para perempuan diperbolehkan untuk bersekolah. Karena itu kita harus berterima kasih kepada Ibu Kartini atas jasanya. 

 

   Dari cerita Ibu Kartini kita dapat menyimpulkan bahwa ia telah sangat berjuang untuk para perempuan. Kita dapat belajar bahwa para wanita pun bisa bertarung untuk haknya sendiri. Lalu inilah tanggapan seseorang tentang pahlawan wanita, "Menurutmu apakah pahlawan wanita dibutuhkan di negara ini?" Dia pun menjawab "Tidak peduli jenis kelamin mereka selagi mereka berkorban untuk bersama makan mereka layak dipanggil pahlawan." Dari jawaban kita dapat belajar bahwa siapapun dapat menjadi pahlawan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun