Selamat ulang tahun Dek Siti Nur Aini Zubaidah binti Haji Achmad Zakaria, semoga semakin lebih sukses untuk segala urusan. Abang pun menerima tantangan untuk menulis sebagai bagian dari kado ulang tahunmu, semoga kata-kata abang tidak mengandung unsur lebay.
Mari bercerita...
Mengenal seseorang lewat seorang sahabat itu sesuatu, tak bisa ditolak. Apalagi setelah melihat foto yang dikirimnya. Bersyukur mengenalmu, walaupun belum pernah bertemu, minimal kepercayaan seorang sahabat sudah menjadi jaminan kalau kau adalah seorang gadis yang baik. Yah, walaupun semakin kesini, malah abang yang mengecewakan. Abang minta maaf untuk itu.
Rasa syukur juga disampaikan kepada sobat Edho Prasetyo, karena berkat kebaikannya selalu saja menceritakan perihal yang baik sehingga membuat penasaran bagi yang mendengarkan. Sobat yang kukenal dari kuliah ini sudah paham betul bagaimana selera wanita masing-masing pria, termasuk seleraku. Tak salah kiranya aku haturkan banyak terima kasih dan semoga persahabatan ini tetap terjalin. Salam buat bapak dan ibumu, semoga beliau berdua sehat selalu.
Di akhir November berkenalan, karena jarak yang jauh akhirnya memaksa berkomunikasi lewat BBM, FB dan video line. Ketika pertama sebenarnya ada rasa malu untuk memulai, alasannya karena satu hal. Gengsi! Namun ternyata diantara rasa malu dan gengsi ada rasa penasaran. Berkecamuk isi kepala untuk memulai kata perkenalan yang akhirnya jatuh pada kalimat. “Hai, temannya Edho ya?” “Ini Annaas, temannya edho juga”. Dengan memasrahkan jawaban pada Tuhan perihal di jawab atau tidak, akhirnya dilemparkan menjauh handphone itu.
Frekuensi hubungan jarak jauh pun semakin meningkat, dari sehari sekali, dua kali sehari hingga menjadi setiap hari, setiap saat. Tentu dengan syarat tak ada kesibukan. Panggilan akrab pun sudah disepakati, entah sejak kapan kesepakatan panggilan abang dan adek jadi lebih meng-akrabkan. Saling menunggu sapaan “Abang an” atau ”Dek ai” untuk memulai perbincangan pun jadi kebiasaan tersendiri dan kemudian berlanjut dengan obrolan ringan tentang hari ini dan tentang kita.
Berbincang denganmu tentang segala hal membuat semuanya jadi lebih menarik. Saling mendengarkan saat yang satu bicara dan ketika diam saling menanyakan “Kok diam?”. Seperti hanya ingin mendengarkan tanpa ada rasa bosan. Perbincangan mengasyikan ini bukan berarti tak ada jeda. Saat tak tau ingin melanjutkan cerita apa, terdengar suara nyanyian lagu yang dinyanyikan, walau terkadang tak tau lagu apa yang dinyanyikan. Namun tetap mengasyikan.
Rasa heran perihal tentangmu belum semua terjawab, timbul lagi rasa heran yang lain. Seperti malam ini, bercerita tentang hari lahirmu besok (Selasa, 09 Juni 2015), ketika ditanya mengenai apa saja yang sudah di dapat, kau memberikan jawaban yang membuatku kagum karena keberhasilan yang selama ini diraih keseluruhan adalah untuk orang tua, ketika ditanya harapan untuk kedepan, kau malah mendoakan kebaikan atasku. Di saat yang lain bersuka cita di hari lahir sembari mendoakan kebaikan atas diri sendiri dan keluarga, kau malah berbaik hati atasku. Semoga Tuhan mengabulkan mimpi dan harapan serta menjadikanmu pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dek. Aamiin.
Terima kasih untuk semua doa dan Semoga tulisan abang an berkenan di hari lahirmu ini.
Kos Pramudita, Jalan Kintelan Baru, Semarang.
09-06-2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H