Mohon tunggu...
Nurjanah Abdul Syukur
Nurjanah Abdul Syukur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, penikmat seni, ibu rumahtangga, eyang putri, pebisnis, pedagang, pemilik rumah baca, pecinta hewan, pemilik shelter, dll.

Menjadi manusia yang berguna dan bertakwa, dunia akherat, aamiin ya robbal alamin :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selepas Menikmati Kopi Hangat

26 April 2011   18:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:21 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiada kata-kata bijak terucap pada bibirnya untuk menyuruhku

Basa-basi untuk bait-bait yang merayu

Tiada kudengar namun kuharap

Aku layaknya kacung bukan ratu yang disanjungnya

Kubuatkan kopi hangat sesuai pesanannya

Ia menikmati seruputannya

Bibirnya, tenggorokannya begitu syarat kepuasan

Tapi matanya geram memandangku

Selepat menikmati kopi hangat

Lahirlah cerita naas itu

Dia berlalu sebelum menorehkan biru dan merah di wajahku

Kutanya pada hati kecilku

Kurang pasrah apakah aku melayaninya?

Hingga pembuluh darah cepat sekali meletupkan emosinya

Otaknya sudah terkontaminasi dunia sesaat

Dia lupa padaku yang kian hari membacakan bait-bait suci untuknya

Agar selamat, agar lancar segala usahanya

Namun, selepas menikmati kopi hangat

Hatinya hitam sepekat kopi yang kubuat

Pamulang

Anna Noor

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun