Tiada kata-kata bijak terucap pada bibirnya untuk menyuruhku
Basa-basi untuk bait-bait yang merayu
Tiada kudengar namun kuharap
Aku layaknya kacung bukan ratu yang disanjungnya
Kubuatkan kopi hangat sesuai pesanannya
Ia menikmati seruputannya
Bibirnya, tenggorokannya begitu syarat kepuasan
Tapi matanya geram memandangku
Selepat menikmati kopi hangat
Lahirlah cerita naas itu
Dia berlalu sebelum menorehkan biru dan merah di wajahku
Kutanya pada hati kecilku
Kurang pasrah apakah aku melayaninya?
Hingga pembuluh darah cepat sekali meletupkan emosinya
Otaknya sudah terkontaminasi dunia sesaat
Dia lupa padaku yang kian hari membacakan bait-bait suci untuknya
Agar selamat, agar lancar segala usahanya
Namun, selepas menikmati kopi hangat
Hatinya hitam sepekat kopi yang kubuat
Pamulang
Anna Noor