Mohon tunggu...
Anna Maemuna
Anna Maemuna Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya Mahasiswa di Universitas Teknologi Sumbawa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kemarau 2024: Prediksi Musim Kemarau di Wilayah Kecamatan Moyo Hulu Kabupaten Sumbawa

23 Juni 2024   21:26 Diperbarui: 23 Juni 2024   21:50 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

        Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memprediksi puncak musim kemarau di Kabupaten Sumbawa akan terjadi selama tiga bulan terhitung sejak bulan Juni hingga Agustus mendatang. Jumlah dan waktu di wilayah yang terdampak kekeringan tidak akan berlangsung sama tergantung dengan kondisi alamnya, namun rata-rata akan terjadi di tiga bulan tersebut.

        Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa  merupakan salah satu wilayah yang berdampak segnifikan pada musim kemarau khususnya pada sektor pertanian. Peningkatan suhu yang ekstrim dapat menimbulkan tantangan serius bagi petani dan produksi pertanian, yang pada saat ini bertepatan dengan Musim Tanam 2 (MT 2). Kekeringan yang berkepanjangan  mengakibatkan kesulitan dalam mengelolah tanaman dan ternak, serta meningkatkan resiko terjadinya kebakaran hutan yang dapat merusak lahan pertanian.

        Dampak kekeringan dapat diminimalisir dengan upaya adaptasi di tingkat lapangan, melalui penerapan teknologi adaptasi yang menyesuaikan kondisi iklim setempat (spesifik lokasi). Upaya adaptasi yang dapat dilakukan oleh petani diantaranya penyesuaian pola tanam berdasarkan pola curah hujan dan ketersediaan air irigasi.

Berikut penanggulangan yang dilakukan oleh petani setempat untuk mengatasi musim kemarau, diantaranya :

  • Memanfaatkan sumber irigasi dengan mengunakan "pompanisasi dan pipanisasi", yang dijalankan dengan menggunakan mesin listrik atau diesel untuk menarik air dari aliran sungai atau irigasi ke arah lahan pertanian.
  • Pembangunan embung atau waduk untuk menampung air dalam jumlah yang sangat besar pada musim hujan tiba, kemudian air tersebut dapat dimanfaatkan para petani saat musim kemarau melanda dengan dialirkan melalui parit atau pipa.
  • Melakukan pembangunan sumur bor. Alat ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang untuk sistem pertanian dan lebih efektif di karenakan kedalaman sumur bor bisa mencapai 100 meter atau lebih untuk mengambil sumber air dari dalam tanah secara alami.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun