Â
Hallo teman-teman Kompasiana, sudah lama tidak menyapa dengan tulisan-tulisan sederhana. Semoga sehat selalu, ya...
Pertama kali saat melihat judul, adakah dari kalian yang merasa aneh dengan kata-katanya? Atau justru tertawa? Pasti orang yang paham Bahasa Jawa langsung mengerti apa itu 'methuk' tanpa perlu melihat terjemahan.Â
'Methuk' dalam Bahasa Jawa memiliki arti menjemput dimana kata dasarnya adalah 'pethuk'. Lalu, mengapa ada istilah "methuk kacang hijau"? Apakah ada hubungan antara 'methuk' dengan kacang hijau?
Oke, sebelum berlanjut ke pembahasan "methuk kacang hijau", mari mengenal kacang hijau terlebih dahulu. Kacang hijau memiliki nama latin berupa Vigna radiata L. yang merupakan salah satu dari berbagai jenis tanaman pangan.Â
Dibandingkan pada tanaman kedelai dan kacang tanah, kandungan karbohidrat pada tanaman kacang hijau ternyata memiliki nilai yang lebih tinggi, yakni sejumlah 62,9 gram dari setiap 100 gram kacang hijau. Selain sebagai sumber karbohidrat, kacang hijau juga mengandung protein dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.Â
Tanaman kacang hijau pun juga memiliki peran dalam memperbaiki kesuburan tanah, karena akarnya bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium yang mana bakteri ini dapat mengikat Nitrogen bebas sehingga menjadi Nitrogen tersedia.
Kebutuhan masyarakat akan kacang hijau semakin meningkat dari tahun ke tahun. Selain kebutuhan dalam negeri, permintaan ekspor kacang hijau pun turut serta meningkat. Hal inilah yang menjadi dorongan untuk meningkatkan produksi kacang hijau. Jika diperkirakan, produksi kacang hijau dalam negeri baru mencapai angka 261.280 ton per tahun.Â
Padahal, kebutuhan kacang hijau dalam negeri sendiri mencapai angka 290.000 ton per tahun. Maka dari itu, peluang pasar kacang hijau masih terbuka didorong dengan harga jual panenannya cenderung stabil, tanamannya yang berumur pendek dengan sifat tahan terhadap kekeringan, serta mudah untuk dibudidayakan.
Kembali ke "methuk kacang hijau", istilah ini merupakan sebuah terobosan inovasi di bidang pertanian oleh Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Istilah tersebut digunakan untuk model sistem penanaman kacang hijau yang terbukti berhasil dalam meningkatkan produktivitas. Bahkan, Kabupaten Demak bisa tampil menjadi leader (pemimpin) ekspor pada tingkat nasional.Â