Mohon tunggu...
Anna Risnawati
Anna Risnawati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bukan penulis hanya suka corat-coret dan bahagia jika bisa berbagi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ibu Iriana Jokowi Tidak Main Jejaring Sosial

19 Januari 2014   23:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:40 3138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1390147662887167494

[caption id="attachment_306991" align="aligncenter" width="670" caption="Jokowi dan Iriana"][/caption]

Ibu Iriana Jokowi tidak pernah tahu jika namanya disebut-sebut oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono dalam salah satu jejaring sosial. Hal ini lantaran Ibu Ani kesal dengan salah seorang followernya yang mengatakan bahwa dirinya asyik bermain Instagram serta tidak memperdulikan masyarakat Jakarta yang menjadi korban banjir. Tuduhan sang follower di jejaring sosial Instagram itu mungkin terasa menyesakkan dada Bu Ani, hingga secara tidak sengaja terlontar kata-kata, “Ibu Jokowi dan Ibu Ahok ke mana ya, kok saya yang dimarahi ?”

Jokowi mengatakan jika istrinya tidak pernah main jejaring sosial semacam Twitter, Instagram, Facebook dll. “Ndak pernah main begituan,” katanya ketika dikonfirmasi tentang nama Ibu Iriana yang disebut-sebut oleh Ibu Ani. Menurut Jokowi, selama banjir menerjang Jakarta istrinya selalu menemaninya mengunjungi posko-posko pengungsian dan ikut membantu para korban banjir. Ibu Iriana tetap menjalankan tugasnya sebagai Ketua Penggerak Tim PKK. “Selama banjir kemarin Jum’at-Sabtu juga sama saya, waktunya habis membantu saya mengurusi banjir, masa gitu aja pusing,” jawab Jokowi santai.

Nah, disinilah rupanya terjadi kesalahpahaman. Sebagai Ibu Negara, Ibu Ani seyogyanya bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan kalimat yang justru ‘memancing’ para follower lain untuk ikut berkomentar. Meskipun sebenarnya Ibu Ani merasa ‘tidak terima’ dituduh seperti itu oleh seorang followernya. Perasaan seperti itu adalah hal yang manusiawi sebagai seseorang yang tersudutkan. Jika sebagai rakyat biasa, adu argumentasi atau debat di jejaring sosial adalah hal yang biasa. Tetapi ini menjadi kurang etis karena yang berbicara adalah seorang Ibu Negara yang sangat dihormati tindak tanduknya.

Dan setelah ditelusuri akun @zhafirapsp yang menulis komentar tersebut berasal dari akun seorang remaja kelas 3 SMA sebelum akhirnya celotehan dari yang bersangkutan menghilang dari foto Airlangga sang cucu Ibu Ani yang dipublikasikan pada Selasa,14 Januari 2014. Dengan banyaknya komentar yang masuk membuat akun Ibu Ani kebanjiran follower. Hal ini tentu saja membahagiakan Ibu Ani, dengan responnya yang ‘tidak terima’ dan ‘mengalihkan’ ke Ibu Iriana dan Ibu Ahok membuat follower berdatangan karena penasaran dan ingin ikut nimbrung. Tetapi jangan dibandingkan dengan warga yang benar-benar kebanjiran dan harus mengungsi.

Menurut hemat saya tidak ada yang salah dengan apa yang dilakukan ibu Ani, baik itu hobby jepret-menjepretnya atau main jejaring sosial. Setiap orang punya hak untuk berbuat apa saja selama itu tidak merugikan orang lain. Termasuk menyalurkan hobby selama hobby itu bisa menyenangkan hatinya atau syukur-syukur bisa menambah kocek tapi kalau ini mungkin tidak berlaku bagi Ibu Ani. Tetapi sekali lagi asal tidak mengganggu kegiatan orang lain.

Dalam hal ini Ibu Ani tidak perlu ‘menuding’ Ibu Gubernur dan Ibu Wagub atas apa yang seharusnya dilakukan para ibu tersebut. Karena menurut Ibu Ani sendiri semua sudah mempunyai tugas dan fungsi masing-masing. Jadi Ibu Ani sebetulnya paham tugas para ibu tersebut. Tetapi sebagai manusia biasa yang punya khilaf, Ibu Ani juga punya perasaan tidak terima sehingga terlontar perkataan seperti itu yang menanyakan kemana ibu Iriana dan Ibu Ahok selama banjir. Tetapi kalimat ini justru menandakan bahwa Ibu Ani tidak mengetahui kegiatan yang dilakukan Ibu Gubernur karena asyik bermain Instagram.

Ibu Ani mungkin lupa kalau setiap apa yang dilakukannya selalu menjadi incaran media. Sehingga setiap kalimat yang terucap baik yang sengaja atau tidak sengaja akan mudah menjadi konsumsi publik. Ini yang seharusnya dicermati oleh seorang Ibu Ani karena statusnya sebagai Ibu Negara. Alangkah lebih baik jika Ibu Ani menahan diri untuk tidak melontarkan komentar yang dianggap pedas. Seperti diketahui bahwa ‘masyarakat’ di jejaring sosial terdiri dari berbagai macam ragam karakter, jenjang pendidikan juga status sosial. Komentar-komentar yang masuk sebaiknya direspon dengan kata-kata yang bersifat edukatif bukan malah ‘menyerang’ pihak lain. Semua itu untuk menghindari hal-hal yang tidak mengenakkan serta menjaga citra positif seorang Ibu Negara.

Terakhir, kepada Ibu Ani Yudhoyono teruslah berkarya dengan jepretannya yang makin oke. Tunjukkan pada dunia bahwa karya Ibu layak untuk diperhitungkan. Dan kepada Ibu Iriana tetaplah mendampingi Pak Jokowi untuk membantu para korban banjir dan tugas-tugas lain sebagai Ibu Gubernur. Jika memang tidak hobby bermain jejaring sosial juga tidak ada yang mempermasalahkan.

Salam Sukses

Foto : merdeka.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun