Mohon tunggu...
Herlianiz
Herlianiz Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penggemar berat Dan Brown yang juga menyenangi Jostein Gaarder dan Linda Christanty serta terobsesi pada pahlawan super Iron Man.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sketsa

26 September 2013   18:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:21 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ra:
ucapkan selamat tinggal pada kenangan
sebab rindu telah sempurna menjadi batu
sebab cinta telah sempurna berkalang debu
ini hari mungkin hari penghabisan
saat sumpah serapah menjadi sedemikian kalap
ibarat langit, mendung tak lagi sebuah pertanda
melainkan perkara yang niscaya prahara
di celah-celah lipatan ingatanmu aku menjelma televisi
tiada henti memutar kisah masa lalu
tak usah hirau, abaikan saja!
anggap setangkup cerita tentang kita hanyalah olahan roti yang telah basi
sama basi seperti mulut-mulut politikus pencari simpati
jangan menangis lagi
aku tahu semua hanya reaksi artifisial
serupa senyum nona pramusaji di restoran Italia langganan kita
senyum-senyum palsu, sepalsu kata-katamu
senyum-senyum imitasi, seimitasi cinta-cintamu
Ra, menyerah sajalah
dan ucapkan selamat tinggal pada kenangan
sebab rindu telah sempurna menjadi batu
sebab cinta telah sempurna berkalang debu
Herlia, 11 Juni 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun