Mohon tunggu...
Anmaria Redi Pinta Dasyanti
Anmaria Redi Pinta Dasyanti Mohon Tunggu... -

a student of Science Communication, Journalist concentration, Atma Jaya University Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bagaimana ‘Move on’ yang Jujur Itu?

19 April 2012   13:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:25 1543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ya ampuuunnn.. hari gini masih inget mantan? Kapan mau move on?”

Apa itu move on? Sekedar asumsi sih (tanpa dasar sumber atau teori yang jelas) menurut saya move on adalah sebuah langkah dimana seseorang meninggalkan sesuatu yang lama ke sesuatu yang baru. Bisa pacar baru, tempat baru, lingkungan baru, dan sebagainya.

Kali ini saya ingin mengaitkan move on dengan masalah percintaan. Topik yang satu ini agaknya sudah melekat dalam tiap tulisan saya. Hehehe. Tidak selamanya pasangan kita (baik suami,istri, tunangan, pacar) adalah sosok yang ideal dimata kita. mereka juga manusia yang memiliki kekurangan dan terkadang tidak paham dengan diri kita. suatu saat diantara kita pasti merasakan bagaimana harus mengakhiri hubungan dengan pasangan. Beberapa orang merasa ini merupakan jalan terbaik, tapi nyatanya tidak demikian dengan beberapa orang yang lain. Ada yang sampai terpuruk begitu dalam sehingga kehilangan semangat hidup, ada yang rela merusak dirinya karena menganggap dirinya sudah tidak berharga lagi, pokoknya bermacam-macam.

Agar tidak menjadi sesuatu yang menyakitkan, move on hendaknya dilandasi kejujuran. Kita harus berani jujur dengan diri kita sendiri tentang siap atau tidaknya kita untuk move on. Jika nurani mengatakan siap untuk move on, konsekuenlah bahwa diri anda benar-benar harus  meninggalkan pasangan anda dan melupakan semua kenangan dengan sang mantan. Percayalah, melupakan tidak selamanya buruk. Nanti ada saatnya ketika memori-memori masa lalu itu bangkit dan disaat yang sama ternyata kita sedang dalam suasana yang lebih menyenangkan. Jadilah kenangan itu akan membuat anda sekedar tertawa geli saja tanpa ada keinginan untuk kembali mengulanginya.

Lalu, bagaimana jika nurani mengatakan kita belum siap untuk move on?  Move on itu pilihan. Tidak ada teori manapun yang mengatakan bahwa setelah putus kita harus mengubur dalam-dalam  luka lama dan pergi mencari kesenangan baru. Kenali diri anda, sejauh mana anda bisa bertahan dalam posisi tersebut. Jika memang jalan keluar dari keterpurukan anda bukan move on secepatnya, ya nikmati saja. Anda boleh mengingat dan terus mencoba kembali untuk bersatu,  nanti di suatu titik akan ada perasaan betapa tidak bergunanya anda mengharapkan pasangan kita kembali dan dibantu dengan luka-luka lama, pasti mau tidak mau kita akan ada dalam suatu keadaan ‘move on’

Ingat, move on itu pilihan. Pilihan untuk bertahan dengan keadaan seadanya atau mendapatkan sesuatu yang lebih baik walaupun dengan proses yang tidak mudah. Happy move on :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun