Mohon tunggu...
Anma Muniri
Anma Muniri Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Semester Akhir

Pegiat Literasi, anmamuniri@blogspot.com, Founder Force_Black (Kajian, Puisi, Diskusi),

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terbesit Ayat-ayat Rindu Beda Pulau

29 Januari 2021   00:02 Diperbarui: 29 Januari 2021   00:03 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Secangkir harapan tertuang
Dalam piring yang bertumpukan
Gelas-gelas tertata seperti gunung sahara
Berjejeran antri menunggu daya guna
Teringat sosok yang menawan
Bagai musim hujan tepat pada waktunya

Lantas di warung kopi dahulu kala
Melirik  nafas-nafas hati meronta
Idaman yang hakiki kasat mata
Duduk tepat di samping kanan
Gadis baik rupa segalanya
Hadir tanpa sepengetahuan

Gadis itu beda pulau beda suku
Bukan serangkaian ratapan halangan berjibaku
Justru tantangan yang mengingatkanku
Padanya tumbuh biji-biji rindu
semakin membesar dan menguat syahdu
Lantas, gadis itu menetap dalam rusuk

Tertancap kuat pada tiang lubuk hati
Bersemayam dalam goncangan tsunami
Laut bukan halangan mendapati
Sang pujaan yang dinantikan ini
Titipan tuhan untuk disaksikan malaikat penjamin
Hingga kata qobiltu bergelora di meja balai

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun