Secangkir harapan tertuang
Dalam piring yang bertumpukan
Gelas-gelas tertata seperti gunung sahara
Berjejeran antri menunggu daya guna
Teringat sosok yang menawan
Bagai musim hujan tepat pada waktunya
Lantas di warung kopi dahulu kala
Melirik  nafas-nafas hati meronta
Idaman yang hakiki kasat mata
Duduk tepat di samping kanan
Gadis baik rupa segalanya
Hadir tanpa sepengetahuan
Gadis itu beda pulau beda suku
Bukan serangkaian ratapan halangan berjibaku
Justru tantangan yang mengingatkanku
Padanya tumbuh biji-biji rindu
semakin membesar dan menguat syahdu
Lantas, gadis itu menetap dalam rusuk
Tertancap kuat pada tiang lubuk hati
Bersemayam dalam goncangan tsunami
Laut bukan halangan mendapati
Sang pujaan yang dinantikan ini
Titipan tuhan untuk disaksikan malaikat penjamin
Hingga kata qobiltu bergelora di meja balai
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI